EDITOR.ID, Jakarta,- Presiden Joko Widodo mengungkapkan rasa syukurnya karena sebagian besar keterisian tempat tidur rumah sakit di Jawa dan Bali mulai sedikit menurun, terutama di Jakarta, Angka-angka indikator ini menunjukkan pandemi di Jawa dan Bali mulai sedikit menurun.
Salah satunya adalah tingkat keterisian tempat tidur di RSDC Wisma Atlet Kemayoran yang sempat mencapai 90 persen pada enam hingga delapan minggu yang lalu, hari ini telah berada di angka 25 persen.
Jokowi tetap meminta masyarakat tetap mewaspadai penyebaran virus corona. “Tetapi juga kita harus tetap waspada, hati-hati, terus bersiap-siap, berjaga-jaga,” tegas Presiden saat meresmikan Rumah Sakit (RS) Modular Pertamina yang berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta, pada Jumat, 6 Agustus 2021.
Presiden mengapresiasi pihak-pihak yang telah menyiapkan rumah sakit yang dibangun menjadi RS khusus pasien Covid-19 tersebut.
“Saya sangat berterima kasih kepada Menteri BUMN, kepada Pertamina yang telah menyiapkan Rumah Sakit Modular Pertamina ini,” ujar Presiden dalam keterangannya selepas peninjauan.
Jokowi meninjau RS Modular Pertamina yang memiliki kapasitas 305 tempat tidur yang dilengkapi fasilitas NICU dan ICU.
“Lebih bagus lagi ada juga ICU khusus untuk anak-anak dan bayi, dan ibu-ibu, sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak,” kata dia.
Dalam peninjauan rumah sakit tersebut, Kepala Negara tampak didampingi oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Presiden melihat sejumlah fasilitas yang dimiliki rumah sakit yang berdiri di atas lahan seluas 4,2 hektare tersebut.
Dengan luas bangunan mencapai 11.300 meter persegi, rumah sakit tersebut memiliki kapasitas 305 tempat tidur, yang terdiri atas tempat tidur isolasi, tempat tidur High Care Unit (HCU), dan Intensive Care Unit (ICU).
“Lebih bagus lagi ada juga ICU khusus untuk anak-anak dan bayi, dan ibu-ibu sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. Saya sangat mengapresiasi, sekali lagi, semoga ini bisa bermanfaat bagi rakyat, bagi masyarakat,” jelas Presiden.
Untuk diketahui, RS Modular Pertamina dibangun sejak 9 Juli 2021 dan akan dioperasikan mulai Jumat (6/8) oleh RS Pelni selaku anak perusahaan PT Pertamina Bina Medika atau Pertamedika IHC. Rumah sakit tersebut akan menjadi salah satu rumah sakit rujukan bagi pasien Covid-19 bergejala sedang hingga berat.
“Rumah sakit ini sudah siap untuk dioperasikan, pada nanti sore kita sudah mulai menerima pasien secara bertahap dengan jumlah perawat dan dokter yang akan terlibat di dalam operasional sekitar 800 orang,” ujar Direktur Utama Pertamedika IHC, Fathema Djan Rachmat.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, berharap kehadiran Rumah Sakit Modular Pertamina ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terpapar Covid-19.
“Tentu saja ini dengan fasilitas yang ada dan nakes yang berpengalaman dari IHC grup kita berharap pandemi Covid ini segera bisa kita kalahkan sehingga kita bisa kembali beraktivitas secara normal,” ujar Nicke.
Kamar RS Mulai Turun
Sebelumnya Presiden Jokowi bersyukur angka keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 atau bed occupancy rate (BOR) di Jawa dan Bali terus menunjukkan penurunan. Dia mengaku selalu mengikuti perkembangan tingkat keterisian rumah sakit dari hari ke hari.
“Kita patut bersyukur bahwa pada pagi hari ini angka-angka menunjukkan bahwa pandemi di Jawa dan Bali mulai sedikit menurun, utamanya di Jakarta. Saya melihat selalu angka-angka BOR, saya lihat setiap hari, setiap malam,” kata Jokowi dalam siaran langsung di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (6/8).
Jika merujuk data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta per 1 Agustus, tingkat BOR di 140 RS rujukan Jakarta menurun ke angka 56 persen. Artinya, dari jumlah kapasitas 11.436 tempat tidur, hanya terisi 6.367 pasien.
Kemudian, tingkat BOR ICU juga menunjukkan pelandaian ke angka 79 persen, setelah sebelumnya sempat menyentuh angka 90 persen. Berdasarkan data DKI, dari 1.645 tempat tidur, per 1 Agustus kemarin masih terisi 1.295 pasien.
Jokowi juga menyebutkan bahwa tingkat BOR di RS Darurat Wisma Atlet mengalami menurun. Ia mengklaim saat ini BOR di Wisma Atlet sudah mencapai sekitar 25 persen.
“Tadi pagi, kalau mungkin 6-8 minggu lalu di Wisma Atlet BOR-nya di sekitar 90-an persen, pagi hari ini tadi saya mendapatkan informasi angkanya sudah berada pada posisi 25 persen,” ungkap dia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 3 Agustus 2021, angka keterisian tempat tidur relatif rendah. Di antaranya Banten 58,4 persen, Jawa Tengah 57,4 persen, Jawa Barat 54,5 persen, dan DKI Jakarta 52,7 persen.
Namun, masih ada tiga provinsi dengan angka keterisian tempat tidur yang tinggi di. Dua daerah tersebut di antaranya DI Yogyakarta dengan 80 persen, Bali 79,6 persen, dan Jawa Timur 71,1 persen.
Kemudian, tingkat BOR di RS rujukan Covid-19 di luar Jawa Bali juga cenderung meningkat. Berdasarkan data ada delapan provinsi dengan tingkat keterpakaian tempat tidur lebih dari 70 persen. Delapan provinsi ini mencatat angka keterpakaian tempat tidur yang tinggi selama sepekan terakhir.
Keterpakaian BOR tertinggi diduduki oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan 81 persen. Kemudian ada Kalimantan Timur dengan 79,6 persen, Sumatera Barat 77 persen, Sumatera Selatan 76 persen, Lampung 75,5 persen, Kalimantan Selatan 74,9 persen, Riau 73,3 persen, dan Gorontalo 70 persen.
Kemudian ada daerah dengan catatan BOR di atas 60 persen. Provinsi tersebut di antaranya Sulawesi Tengah 68,2 persen, Sumatera Utara 65,1 persen, Jambi 63,1 persen, Kepulauan Riau 61,9 persen, dan Sulawesi Selatan 60,8 persen.
Sebagai catatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah menetapkan batas aman BOR Rumah Sakit Covid-19 di atas 60 persen. Daerah dengan BOR di atas 60 persen patut mendapat perhatian serius karena tingginya angka kesakitan yang berujung pada penambahan kasus kematian. (tim)