Rio Prayogo, Direktur Eksekutif PRC, mengemukakan, Pilbup Jember adalah pilkada yang paling menarik, dan hasilnya unpredictable. Sebab, meski tingkat kepuasan terhadap bupati petahana di bawah 50 persen dan terjadinya trend penurunan kemenangan calon perseorangan, akan tetapi popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas 2 calon penantangnya belum terlihat nyata akan menaklukan rezim yang penuh gonjang ganjing ini. Barangkali, kondisi pandemi Covid-19 ini menjadi penghalang bagi gerakan sosialisasi dan kampanye Hendi dan Salam di akar rumput pemilih.
Banyak hasil survey yang beredar di media sosial. Publik pun dibuat bingung, apakah hasil survey itu sungguhan ataukah abal-abal. Yang pasti, hasil survey itu alat propaganda pemenangan. Ada LS LBC yang memenangkan Salam dengan 34 persen, Faida 32 persen, dan Hendi 24 persen. Sedangkan, undecided voters 28 persen. Ada LSIN yang memenangkan Hendi dengan 47 persen, Faida 32 persen dan Salam 18 persen. Dan ada pula yang memenangkan Faida dengan 31,8 persen, Hendi 27,5 persen, dan Salam 20,3 persen. Sedangkan, undecided voters 19,5 persen.
Lepas benar atau tidak hasil survey di atas, yang jelas masing-masing pasangan calon akan memperoleh suara yang lumayan besar, dan punya peluang besar pula untuk memenangkan Pilbup Jember 2020 ini. Apalagi, tak ada satu pun pasangan calon yang bergerak dengan benar-benar terstruktur, sistematis dan massif. Semua melakukan gerakan sporadis. Sehingga, wajar fenomena kemenangan Pak Djalal pada Pilbup Jember 2005, mencapai 600 ribu lebih, lawan Pak Samsul dan Pak Mahmud, tampaknya sulit terulang kembali. Terkecuali ada tsunami politik yang melanda Jember.
Yang unik, hasil survey LSI per 9-13 Juli 2020, nama Joko Susanto yang urung ikut berlaga pada Pilbup Jember, punya 7-11 persen dukungan tertutup dengan 4 atau 2 pasangan calon. Laki-laki kelahiran Kediri, 25 Maret 1960 ini, justru punya modal sosial yang bisa menjadi penentu hasil akhir Pilkada sekarang. Lebih-lebih undecided voters masih relatif tinggi antara 19-28 persen.
Suara Djos –panggilan akrab Joko Susanto, masih tak bertuan. Pengusaha properti ini belum menentukan pilihan, kepada siapa suara dukungannya akan diarahkan. Kendati, Salam dan Hendi sudah sowan kepadanya untuk sekadar silaturrahmi dan/atau terselip permintaan dukungan secara resmi.
Apakah Faida, Hendi, atau Salam yang menjadi pemenang? Pilbup sekarang, justru ditentukan oleh suara bakal calon yang tersisih di babak pencalonan oleh 2 calon yang berangkat dari jalur partai politik. Tapi, Djoslah yang justru akhirnya menjadi penentu ending kompetisi politik lokal ini. Siapa yang bisa merebut hatinya dan mengakomodir visi misi pembangunannya dalam kampanye dan agenda kerja 5 tahun Jember, maka dialah Bupati Jember 2021-2026. (AH)