Jakarta, EDITOR.ID,- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap jika alih kelola Blok Masela kini telah masuk tahap finalisasi. Nantinya, konsorsium PT Pertamina dan Petronas akan menggantikan Shell Overseas Ltd.
“(Blok) Masela sedang kita finalisasi dengan Petronas. Jadi Petronas oleh SKK Migas sudah saya bicarakan. Setelah harga sudah cocok, kita nanti berikan Petronas supaya tahun ini sudah mulai bisa kerja,” ucap Luhut di The Westin Hotel, Jakarta, Selasa (9/5/2023).
Lebih lanjut, Luhut menuturkan tidak ada kendala berarti terkait harga dalam proses tersebut. Bahkan, menurutnya proses yang terjalin sudah dalam koridor yang baik.
“(Kendala harga) tidak ada itu, soal harga di SKK Migas saja. Pertamina sudah happy dengan Kementerian Energi sudah. Jadi, basically we are on the right track,” sambung Menko Marves itu.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan bahwa PT Pertamina (Persero) bakal merampungkan akuisisi participating interest (PI) sebesar 35% proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela, di Maluku, terjadi pada Juni 2023.
Akuisisi ini setelah perusahaan minyak asal Belanda, Shell menyatakan mundur dan melepas hak partisipasinya di Blok Masela.
“Awal Juni ini kita harapkan sudah ada keputusannya. Masih Pertamina,” kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/5).
Adapun Pertamina dan Petronas tengah merancang proposal pengembangan atau plan of development (POD) Blok Masela bersama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Salah satu poinnya ialah pemasangan fasilitas penangkap karbon atau carbon capture, utilization and storage (CCUS) di proyek tersebut sebagai upaya meminimalisasi polusi dan menjadi green energi.
Sudah setahun lebih pemerintah mendorong agar pembangunan lapangan hulu minyak dan gas abadi Blok Masela dapat segera terselesaikan.
Enam bulan silam Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pengelolaan Blok Masela segera direalisasikan.
“Blok Masela itu terus kita dorong, yang semula dulu sebetulnya sudah akan jalan Inpex kemudian Shell, tetapi karena saat itu harganya (minyak) rendah sehingga ada satu yang mundur, pengerjaannya juga ikut mundur,” ujar Presiden dalam keterangannya di Pasar Olilit Kabupaten Kepulauan Tanimbar Maluku, Jumat (2/9/2022) silam.
“Partner yang baru terus kita dorong agar segera terbentuk lagi, sehingga segera dimulai Blok Masela,” imbuh Presiden Jokowi
Menurutnya Blok Masela nantinya dapat berdampak besar terhadap perekonomian di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, utamanya di Saumlaki. Kepala Negara juga meyakini produksi liquefied natural gas (LNG) Masela dapat berkontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Provinsi Maluku. (tim)