Jika Anda Pancasilais, Yok Tiru Kampung Kebangsaan Kediri ini

Diantaranya, Monumen Garuda Pancasila, Replika Kitab Sutasoma “Bhinneka Tungal Ika”, Kantor Persaudaraan Umat Beragama, Kitab-Kitab Suci Lima Agama, Lukisan Borobudur, Candi Prambanan, Gereja Betlehem, hingga Masjid Istiqlal.

Kemudian juga ada Tembok Cina, Langgar (tempat Ibadah), Sanggar Budaya, Kesenian Wayang Kulit, Kesenian Mocopat, Kesenian Membatik, Kesenian Tari, Kesenian Melestarikan Huruf Jawa, Kesenian Keroncong, Kesenian Dangdut, Gapura Situs Wringin Lawang, Situs Mbah Tugu, Punden Desa Situs Lingga Yoni Putuk.

Kemudian juga ada Gedung Bioskop Mini, Sungai Petilasan Bung Karno Memancing, Pohon Petilasan Soekarno Merenung, Taman Petilasan Soekarno Bermain, Petilasan Soekarno Belajar Berpidato.

Selain itu juga doa peringatan tidak hanya sigatnya ketika hari lahir Bung Karno saja. Tapi dikembangkan pada tokoh-tokoh besar, pahlawan bangsa yang lain. Semisal doa peringatan hari lahir/wafatnya Pangeran Diponegoro, Dr. Cipto Mangunkusumo, Cokroaminoto, RMP Sosrokartono, Wr. Suprtaman dan lain sebagainya.

“Berbagai kegiatan keagamaan, pagelaran budaya dan berbagai kegiatan pada hari-hari besar serta hari nasional sering dilakukan, seperti doa bersama, upacara kemerdekaan, berbagi santunan, dan lain-lain,” katanya.

Selain itu, kegiatan rutin bulanan di kampung adat kebangsaan juga dilakukan seperti mocopat dan doa bersama hari lahir Bung Karno setiap Kamis Pon. Serta doa bersama memperingati meninggalnya Bung Karno setiap hari Sabtu Legi.

Selain itu kegiatan rutin mingguan, seperti tahlil mendoakan Bung Karno beserta semua pahlawan setiap malam Jum’at, Karatiwan uri-uri budaya Jawa malam Jum’at, belajar menari, gemelan, mocopat, menulis aksara Jawa, sekolah kebangsaan non formal setiap sore.

Beberapa pemuka agama dan tokoh masyarakat berharap kedepan situs ini tidak hanya berhenti pada kegiatan peringatan atau upacara hari-hari besar saja. Namun semua peristiwa penting, peristiwa besar nasional lainnya.

Misalnya Hari Lahirnya Lambang Negara, Hari Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Hari Kembalinya Dekrit UUD 1945, Hari Santri dan lainnya.

Menurut Ketua adat setempat, Kushartono, jika dipandang konsep Wisata Kampung Adat Kebangsaan ini baik, dan masyarakat sadar tidak bisa sendiri.

Karena kedepannya, Kampung Adat Kebangsaan akan bisa penuh dengan upacara adat Kebangsaan. Jika di pulau Bali banyak upacara-upacara adat, tapi itu adalah adat keagamaan. Atau di Tengger banyak upacara-upacara adat, tapi itu adalah adat kesukuan.

Disitulah Indahnya Indonesia, karenanya Kalau ini akan dipoles dengan nilai dan simbol-kebangsaan baik itu jalan, rumah dan masyarakat yang tinggal didalamnya akan di edukasi. Misalnya, Jalan akan dirapikan di hias dan pasang bendera sang merah putih. Dan diberi gapura yang menunjukkan Wisata Kampung Adat Kebangsaan

Rumah-rumah warga akan dihias. Setiap rumah ada foto presiden dan wakil presiden, lambang Garuda, Pancasila dan UUD 1945. Dan akan ditaruh replika kitab Sutasoma dan kitab-kitab suci agama-agama yang disahkan di Indonesia. Sebagai cerminan dan nuansa, serta penguatan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinnekaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: