EDITOR.ID, Jakarta,- Menjadikan Al Quran sebagai Life style adalah dengan cara kita rajin membacanya, terus memahami maknanya dan menjalankan isinya sebagai pegangan hidup kita. Setiap yang bernyawa harus membaca Al Quran. Karena Al Quran adalah pedoman hidup kita, dibaca diyakini dan dilakukan. Yakni berbuat baik dan saling berbagi.
Demikian dipaparkan Wakil Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Jetti Rosila Hadi dalam sebuah wawancara Talk Show Fashion Al Quran di sela-sela Sustainable Muslim Fashion Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021 di Jakarta, Jumat (29/10/2021)
Bagaimana, lanjut Bu Tila, sapaan akrab Jetti Rosila Hadi, agar halal life style ini memang benar-benar bisa jadi gaya hidup atau the way of life bagi seluruh masyarakat muslim di Indonesia dalam sehari-hari.
“Lakukan yang terbaik, jadi harus dimulai dari diri kita sendiri dulu. Kita yang melakukan (pedoman Al Quran,red), nanti orang lain melihat maka dia akan ikut melakukan, masing-masing kita harus menjadi ambasador Al Quran untuk kemuliaan agama Islam, masing-masing kita harus melakukan perbuatan baik sesuai pedoman Al Quran, sehingga itu akan dilihat dengan yang lainnya,” ujar Pendiri dan Pemimpin Majalah NOOR, majalah muslimah pertama di Indonesia yang bersifat kosmopolitan.
Misalnya kita semua harus berlomba-lomba melakukan kebaikan atau berbudi luhur dan itu ada dalam Al Quran yang memerintahkan kita untuk melakukan hal-hal yang baik. “Nah hal-hal itu harus kita lakukan dengan orang terdekat, dengan tetangga, dengan setiap orang ketemu, dengan apapun,” paparnya.
“Kita keluar rumah tiba-tiba kita ketemu tukang sampah, kita naik mobil kita pake sopir, kita naik kendaraan umum bertemu orang lain. Maka dengan senyum, menyapa atau juga melakukan hal-hal kebaikan atau kita saling tolong menolong. Itu kan sebenarnya sudah Al Quran berjalan,” imbuh peraih penghargaan BI Award 2020 atas peran besarnya sebagai tokoh penggiat ekonomi Syariah dan penggiat ekonomi halal.
Jadi artinya apa? sikap kita, cara hidup kita ya harus sesuai dengan Al Quran, jadi jangan pernah membayangkan Al Quran itu seolah kok berat amat menjalankan. Ya nggak juga.
Yang penting jangan kamu lakukan apa-apa yang kamu tidak ada ilmunya. Nah kalau kita sudah tahu di Al Quran ada ayat ini kita baca satu ayat, ohh ngerti paham kita coba pahami maknanya, kemudian kita paham apa artinya kemudian kita kerjakan.
“Jadi apa yang harus kita lakukan adalah apa yang kita baca kita mengerti, kita lakukan. Tapi jangan sampai mengejar satu hari satu juz, atau dua jam bisa satu juz, tapi makna Al Qurannya tidak dijalankan,” katanya.
Jadi yang seharusnya Al Quran itu diimplementasikan, karena memang Al Quran itu adalah pedoman cara hidup kita, bukan hanya sekadar untuk dihafalkan, dibaca sampai khatam tapi yang penting kita mengerti dan menjalankan apa yang menjadi pedoman dalam Al Quran. Kita harus menjadi ambassador Al Quran dengan cara menjalankan pedomannya menjadi orang yang baik, suka berbagi dan saling tolong menolong.
Bedanya Kitab Al Quran dengan kitab-kitab lain dalam isi dan maknanya ada Hidayah Nya dari sang Pencipta Allah SWT dan mampu menjawab problematika kehidupan kita sehari-hari.
“Al Quran itu ada jiwanya, ada rohnya maka ketika kita membaca Al Quran sangat berbeda dengan membaca teks books lainnya, saat kita membaca Al Quran akan menggetarkan hati kita menggerakkan langkah kita, mengubah pola pikir kita, ada muatan yang diperintahkan Tuhan Allah SWT,” tuturnya.
Al Quran itu bukan tren-trenan, Quran itu bukan tren, oh ini lagi tren bukan! tapi Quran itu pegangan dan pedoman gaya hidup seumur hidup.
Tapi kalau Quran itu kemudian tampilannya, desain perwajahannya dibuat lebih memudahkan, dibuat untuk membuat orang lebih nyaman dan senang, dibuat untuk membuat orang lebih percaya diri, itu adalah tambahan yang lebih memudahkan buat orang agar ingin tetap terus membaca Al Quran. Kita memang harus tetap inovatif
Karena Al Quran itu menjawab tantangan jaman, tapi bukan Quran itu dibuat untuk mengisi kehidupan yang sebetulnya semaunya. Al Quran itu benar-benar dibuat untuk menjawab tantangan zaman. Setiap zamanya, tiap waktunya, tiap kondisinya, bagaimana orang semakin mencintai Al Quran, orang menjadi lebih mudah dan mengerti untuk membaca Al Quran.
“Kita ini kumpulan orang yang memperjuangkan industri halal untuk membangun masyarakat agar menjadikan Al Quran pegangan hidup,” ujar tokoh perempuan yang aktif mengembangkan industri berbasis Halal dan Syariah di Indonesia ini.
Halal itu dari kita bangun tidur sampai tidur lagi itu semua namanya halal, dari kita lahir sampai masuk ke liang kubur semua itu harus halal
Jetti mengatakan dirinya di halal center fokusnya ke industri halal ada 10 sektor yang menjadi konsentrasi kita yakni pendidikan, seni dan budaya, kesehatan, finance (keuangan), makanan, fashion, farmasi,
“Tapi saat ini mulai tahun kemarin bersama pemerintah dan banyak pihak kita fokus dua dulu supaya bisa kita selesaikan PR nya bersama-sama, fokusnya adalah makanan dan fashion,” kata alumni Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Kenapa kita fokuskan ke makanan dan fashion? “Karena itu merupakan sandang dan pangan, kita lahir pasti butuh makan kan? Dan itu adalah pokok sekali karena kita dari lahir itu kan menyusu, dan menyusuinya dari ibu ini halal, ASI dari ibu kan kualitasnya juga baik,” papar
Dan kita lahir kan kita harus pakai kain dan baju. dan memang kita saat ini sedang fokus pada dua hal tadi, makanan dan fashion.
Fashion muslim untuk perempuan. Tapi sebenarnya fashion muslim bukan hanya untuk perempuan saja, tapi juga laki-laki dan anak-anak, jadi kalau kita bilang kemajuan fashion di Indonesia seperti apa, ya kita lihat memang sama dengan kemajuan cara kita berpakaian umumnya muslimah di Indonesia seperti apa
Berpakaian itu kalau kita di dalam Islam semuanya itu cara dan pola hidup kita itu ada guidensnya (pedoman,red), ada handbooknya, guidensnya adalah Al Qur’an, semua yang harus kita jalankan dalam hidup kita ini harus sesuai dengan guidensnya harus sesuai dengan Al Qur’an
Jadi kembali lagi bagaimana kita harus berpakaian ya kita harus sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Al Qur’an
Persoalannya sekarang adalah ada orang yang baca Al Qur’an baru di awal atau baru alif ba ta sa, jadi belum sampai ke yang lain-lain, dia belum tahu bagaimana harus berpakaian sebagaimana diatur dalam Al Qur’an jadi artinya dia belum sampai Al Baqarah.
Nah setiap orang itu lalu memakai, mengenakan, memakan hal-hal yang mereka ketahui dan mereka yakini dan kemudian menjadi cara hidup mereka.
Demikian juga dengan berpakaian. Oleh karenanya kalau kita misalnya ada sepuluh perempuan Indonesia duduk bersama-sama, sama-sama pake hijab kita bisa lihat beda-beda cara pakainya, ada model begini ada model begitu, itu kan tergantung kepada apa yang dia pelajari, kemudian dia yakini, kemudian dia lakukan
Nah setiap orang itu kan nggak sama, nah yang kita nggak boleh menurut hemat saya adalah menjudge orang, menjudge bahwa sayalah yang paling benar, atau harusnya saya berpakaian seperti itu.
Karena masing-masing berdasarkan sebuah pengetahuannya. Yang harus kita ajak semua bersama ayo baca Al Qur’an, ayo kita semua baca Al Qur’an, kita lihat Al Quran itu seperti apa, yang kita mengerti bagaimana terus kita lakukan
Kalau ada yang ngertinya baru segitu ia melakukannya masih begitu ok, Itu prosesnya apa yang dilakukan. Tapi yang menjadi persoalan adalah kalau ndak pernah baca Al Quran nggak ada panduannya, padahal kalau kita hidup ini kan harus ada panduannya, ada buku pegangannya nah itu Al Quran Jadi yang utama bacalah Al Quran dengan maknanya
Menanggapi tren masyarakat saat ini yang sudah sadar bahwa halal menjadi sebuah kebutuhan, Jetti mengatakan kalau di luar negeri mereka biasanya melakukan penelitian
“Jadi misalnya saya punya teman namanya mas Fari, dia pernah tinggal di Melbourne, kalau di Melbourne itu orang-orang yang jual makanan daging atau ayam halal di supermarket, kalau kita lihat yang membeli kebanyakan bukan hanya orang Islam, banyak orang yang membeli, yang bukan muslim ya,” katanya.
Kalau kita tanya kenapa? Dia bilang kan dagingnya lebih empuk, lebih sehat, dan lebih baik, mereka tahu karena cara dipotongnya dengan cara seperti itu menyebabkan darahnya keluarnya seperti ini, kemudian dagingnya lebih baik dan sebagainya
Warga di Australia kebanyakan penyayang binatang sehingga mereka tahu ohh kalau binatang ini disembelih dengan ketentuan-ketentuan. “Misalnya usianya berapa, nggak boleh ada cacatnya, nggak boleh binatangnya sakit dan sebagainya,” katanya.
Ketentuan dalam Islam ini, lanjut Ibu Tila, banyak yang mengapresiasi. “Kan begitu cara memotongnya, begini cara menyelesaikannya, menjualnya begini cara memakannya, Dan ternyata itu memang lebih sehat dan lebih baik, jadi mereka membeli dari kita memang benar-benar memahami berdasarkan knowlegde yang mereka dapatkanl, Nah kita kadang-kadang tahu tapi terus juga nggak ngerti,” katanya.
“Apa-apa yang kita makan, apa-apa yang kita pergunakan, apa-apa yang kita pakai harus halal dari kita lahir sampai kita mati nah kalau menyangkut fashion sama seperti makanan halal, semuanya harus baik seperti sekarang ini orang mengenal sustainable fashion,” tambahnya.
Ada 17 harus a, b, c, d semua apa-apa yang mereka sampaikan itu harus sesuai dengan apa yang ada dalam Al Quran. “Misalnya harus membayar orang dengan baik, pembeli dan penjual ada sama-sama Ridho dan keikhlasan,” katanya.
Bukan soal mahal atau murah dari pakaian yang dibeli tapi kita berpikir ada upah dan rejeki yang diterima tenaga kerja yang mengerjakan baju tersebut.
“Atau kita misalnya di dalam mempergunakan bahan-bahan yang dipakai untuk membuat busana itu,” katanya.
“Nah Alhamdulillah dan Syukurilahnya, di Quran itu disamping halal juga ada Thoyib, jadi halal dan baik. Halal harus selalu beriringan dengan Thoyib atau baik, kadang-kadang dia halal tapi dia nggak baik, kayak gitu juga enggak,” tambahnya.
Atau sebaliknya dia baik tapi nggak halal jadi hal-hal seperti itu ya harus menjadi prinsip dalam setiap aktivitas dan perbuatan kita. Jadi tidak merusak lingkungan, tidak merusak alam, dan adil terhadap sesama manusia, jadi yang ada dalam Al Quran harus jadi basic dan panduan dalam selama ini kita praktekkan dalam kehidupan berdasarkan halal.
Yang saya suka dari Quran Cordoba ini sampai saat inimereka mengikuti perkembangan zaman. Lima tahun lalu orang belum bisa baca Quran baru dikit-dikit, dibuat teknik yang mudah kemudian diwarnain biar memberikan kemudahan dalam membacanya
Al Quran dibuat sedemikian rupa didesain tampilannya agar bisa menjadi life style, bagaimana bisa menjadi gaya hidup kita sehari-hari. “Yang penting adalah Quran ini dibikin cantik agar orang kemudian seneng untuk membacanya
Quran ini sudah ada jauh sejak berabad-abad yang lalu, Quran ini harus tetap menjadi pegangan hidup kita semua, tapi kita hidup di jaman sekarang jadi kita gimana caranya supaya kita yang hidup jaman sekarang tetap sesuai dengan Al Quran dan hadist dari Rasulullah SAW, yaitu kita mesti cerdas, kita bisa inovatif, fisik dan desain Qurannya kita buat sedemikian menarik dan mudah dipahami yang membaca tanpa mengubah bacaan dan makna dasarnya.
Tapi yang paling penting lagi, yang harus kita ingat lagi adalah jangan sampai mubazir, karena mubazir adalah sahabatnya setan, nah itu mesti harus sangat hati-hati sekali.
“Jadi jangan sampai hanya ingin me-macingin baju, bajunya 12 warna Quran nya 12 warna tapi ga pernah dibaca dan dipahami, sementara ada tetangga ada anak yatim yang susah sekali punya Al Quran, atau ada anak-anak dan bapak-bapak yang ada diluar sana yang jualan dipinggir jalan Al Quran saja tidak punya
Karena di dalam ajaran Islam, kita diajarkan untuk selalu berbagi, tidak boleh mubazir, jadi Islam itu sebenarnya mengajarkan kita pada kepatutan dan kepantasan,
Misalnya dalam hal berbusana kita tidak boleh menggunakan pakaian yang mencolok. Artinya bukan soal warnanya tapi lebih kepada kepantasannya. Kita pergi ke tempat orang-orang warga biasa kita menggunakan pakaian yang mewah blink-blink maka itu tidak sesuai atau pantas dengan lingkungan di sekitarnya. Kita harus selalu melihat pada diri kita berlebihan nggak ya aku ini, pantas nggak sih kepatutannya ada nggak. Dalam Islam harus menjaga keseimbangan. (tim)