EDITOR.ID, Jakarta,- Negara adidaya Rusia, Amerika dan China kini sedang bersaing menghadirkan senjata terbaru yang memiliki kemampuan diatas kompetitor. Terkini Rusia memamerkan jet tempur tercanggihnya, Sukhoi Su-75 Checkmate. Negara ini seolah tak mau kalah bersaing dengan rival utamanya Amerika soal burung tempur.
Pesawat jet ?Checkmate adalah pesawat tempur generasi ke-5 yang didesain sulit dilacak oleh radar karena bahan badan pesawat terbuat dari logam khusus. Pesawat buatan pabrik pesawat Sukhoi dari grup Rostec yang membawahi perusahaan induk Sukhoi ? United Aircraft Corporation (OAK) ini dibangun untuk mengimbangi pesawat F-35 buatan Amerika.
Wajah dan fisik Sukhoi Su-75 Checkmate diperkenalkan pada acara pameran kedirgantaraan MAKS 2021 di Zhukovsky.
Pesawat tempur ringan bermesin tunggal ini hadir ditengah sibuknya program pesawat tempur kelas berat SU-75 yang juga dikembangkan oleh pihak Sukhoi.
Sukhoi Su-75 Checkmate sendiri sudah melakukan uji penerbangan perdana pada tahun 2010, dan dipesan oleh pihak Rusia sebanyak 76 unit dengan jadwal penyerahan mulai 2022.
Menurut penjelasan pihak Rostec, pesawat Checkmate memiliki performa yang luas dan tidak sulit untuk pemeliharaan dan perbaikannya.
Selain itu, arsitektur Sukhoi SU-75 yang terbuka dapat menjadikan pesawat ini dapat dirakit dalam berbagai konfigurasi sesuai dengan keinginan pembeli.
Sejumlah media lokal maupun asing yang hadir di pameran menyebut bahwa pesawat ini mengingatkan pada pesawat buatan Amerika Serikat F-35. Sedangkan harga pesawat, menurut pihak Rostec berkisar antara US$. 25 juta hingga US$. 30 juta.
Checkmate dikenal juga dengan sebutan Su-75 pesawat tempur taktis ringan, jet tempur bermesin tunggal dengan satu awak pesawat. Sukhoi Design Bureau menyebutnya sebagai T-75 dengan tanda registrasi RF-0075.
Dijadwalkan pesawat ini dapat melakukan terbang perdana pada tahun 2023 dan penyerahan kepada pembeli pada 2026-2027. Untuk pasar ekspor diperhitungkan untuk bersaing dengan Lockheed Martin F-35 Lightning II dan pesawat Cina Shenyang FC-31, yang masuk dalam kategori ringan hingga menengah.
Dilaporkan bahwa pada 14 Nopember 2021 telah dimulai produksi beberapa prototype di pabrik Komsomolsk-on-Amur, tempat dimana Su-57 dibuat.
Su-75 Checkmate memiliki bentuk ekor v-shape, jenis jet engine air intake DSI* (diverterless supersonic inlet) yang umum digunakan oleh pesawat tempur modern guna mengendalikan arus udara ke mesin, serta ruang persenjataan internal, tujuannya untuk mengurangi penjejakan oleh radar (radar signature).
Luas areal sayap diperhitungkan agar pesawat dapat melakukan pertempuran pada ketinggian sekitar 40.000 kaki atau lebih.
*) DSI diterapkan sebagai pengganti intake ramp dan inlet cone yang kompleks, berat dan mahal.
Dibagian bawah hidung pesawat terdapat angular vertical inlet yang merupakan bagian dari konsep rancang bangun DSI, yang pertama kali diperkenalkan oleh pesawat Boeing X-32.
Sukhoi Su-75 memiliki ?ruddervators? yang mirip dengan pesawat Northrop Grumman YF-23, yang memerlukan flight-control system yang canggih, system tersebut oleh pihak Sukhoi diupayakan untuk Su-75, tidak terdapat pada Su-35 dan Su-57.
Su-75 dirancang untuk mampu menjelajah pada jarak 3.000 km (1.864 mil) dengan muatan 7.400 kg pada kecepatan mencapai diatas Mach 1.8 ? 2. Dilengkapi dengan 5 ruang senjata untuk misil dan satu autocannon.
Menggunakan mesin yang sama dengan varian-varian Su-57 berupa NPO Saturn Izdeliye 30 yang dikatakan bobotnya 30% lebih ringan dari merin generasi terdahulu AL-41F1, serta lebih efektif.
Agaknya pihak Rostec cukup optimis dengan Su-75 berawak tunggal ini untuk dipasarkan kepada pasar ekspor. (Sumber: Rostec News. DefenseNews Report/ Militerium)