Jenderal Gatot: Ancaman Serius Demokrasi di Indonesia: Politik Indentitas dan Paham Intoleransi!

EDITOR.ID, Jakarta,- Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Gatot Eddy Pramono mengungkapkan, tantangan dan ancaman serius dalam menghadapi perkembangan demokrasi di Indonesia adalah pertama, semakin menguatnya politik indentitas dan primordialisme.

Kedua, penyebaran paham radikalisme dan intolerasi. Penyebaran paham ini terjadi secara massif melalui media sosial.

Dan yang ketiga, penyebaran narasi kebencian dan berita bohong (hoaks) yang menimbulkan perpecahan sebagai dampak negatif kemunculan media sosial.

Pesan ini disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Polisi Gatot Eddy Pramono saat memberikan Kuliah Umum dihadapan staf pengajar, civitas akademika dan mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI), di kampus UI, Jalan Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019).

“Bagaimana cara mereka menyebarkan paham radikalisme ini?, kalau ingin tahu bagaimana cara paham itu disebarkan, kita menggunakan teori komunikasi, dalam teori ini ada sender (pengirim berita), receiver (penerima) ada message (pesan,red) nya, ada channel salurannya, ada kontennya, ” ujar Jenderal Gatot yang juga alumni jebolan Doktor Kriminologi dari Universitas Indonesia ini.

Jika ingin menghilangkan paham radikalisme ini solusinya cukup diputus saja penyedia layanan aplikasinya, maka mereka akan sulit untuk mengakses. Cara mencegahnya kita blokir bagaimana pesan itu tidak akan bisa diterima si penerima pesan.

“Persoalannya adalah pesan paham radikalisme tersebut menyebar melalui media sosial secara ter enskripsi, yang sebagian mungkin ada yang sudah didekteksi aparat keamanan, namun mungkin sebagian banyak yang belum terdeteksi, mereka bermain disitu (menyebarkan ajakan paham radikal,red)” ujar jenderal bintang dua ini.

Berdasarkan data riset sejumlah lembaga survey Wahid Institute, Altara mengungkap bahwa penyebaran paham radikalisme sudah sangat mengkhawatirkan. Bahkan penyebaran paham ini sudah merasuki kalangan dunia kampus atau kalangan terpelajar.

“Selain melalui media sosial, penyebaran paham radikalisme terjadi di lingkungan kita, melalui forum diskusi, pendekatan personal, dia membangun suatu hubungan emosional diantara sesama, Dimana terjadinya? bisa terjadi di lingkungan dia di kampus, sekolah, tempat kerja,” katanya.

Misalkan di lingkungan kampus dengan ikatan primordialisme nya, sesama pengikut satu kampung dikumpulkan, disiapkan tempat kosnya, disiapkan kebutuhannya, kemudian mereka diajak melakukan kegiatan-kegiatan terselubung untuk menyebarkan pahamnya. Juga melalui forum-forum diskusi, media publikasi, melalui internet, dan menyebarkan paham isu baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: