Jam malam, dilema pengendalian Covid-19 dan kebijakan ‘terburu-buru yang luput mengukur dampak ekonomi’

Syauki mengatakan, penutupan ini dilakukan untuk memudahkan proses pendataan warga yang masuk ke wilayah desanya, selain untuk memutus mata rantai penyebaran virus, karena Jeulingke termasuk wilayah padat.

Bekasi ancam ‘amankan’ pelanggar jam malam

Pembatasan serupa juga diberlakukan di Kota Bekasi, Jawa Barat.

Pemerintah Kota Bekasi telah mengedarkan surat yang salah satunya membatasi “aktivitas di luar rumah yang sifatnya mendesak hanya sampai dengan pukul 21.00”.

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto bersama anggota Polres Metro Bekasi melakukan patroli malam yang dimulai pukul 21.00, seperti dilaporkan humas Pemkot Bekasi pada Senin (6/4).

“Bagi remaja maupun dewasa yang masih didapati berkumpul di luar rumah tanpa ada urusan yang mendesak pada siang dan malam hari, maka akan diamankan di rumah singgah oleh pihak berwajib,” kata pernyataan Pemkot Bekasi.

Tim patroli juga menyisir beberapa toko, kedai minuman, dan rumah makan yang masih menerima pelanggan untuk makan di tempat.

Penyisiran tersebut dilakukan berdasarkan surat edaran Wali Kota tentang perpanjangan penutupan sementara tempat hiburan dan usaha jasa wisata lainnya.

Patroli TNI dan polisi selama jam malam di Banyumas

Polresta Banyumas, di Jawa Tengah, menerbitkan pembatasan jam malam di seluruh wilayah mulai 30 Maret.

Jam malam berlaku mulai pukul 22.00. Per jam tersebut polisi bekerja sama dengan anggota TNI dan Satpol PP akan membubarkan siapa saja yang berkumpul atau bahkan sekadar duduk-duduk di jalanan.

Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Whisnu Charaka, mengatakan, setiap malam mulai pukul 22.00 jajaran kepolisian dan TNI akan melakukan patroli.

“Ini berlaku tanpa kecuali di seluruh wilayah Polsek baik di desa maupun yang di kota Purwokerto,” kata Whisnu Caraka kepada wartawan Agus Maryono yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Berdasarkan observasi lapangan pada Sabtu malam (4/4), seluruh pusat keramaian di Kota Purwokerto, ibukota Banyumas, terlihat sangat sepi dan lengang.

Nyaris tak ada satu pun anak muda bergerombol di kompleks GOR Satria dan Alun Alun Purwokerto. Dua lokasi ini adalah kawasan yang paling ramai setiap malam minggu, sebelum pemberlakuan jam malam.

Begitu juga jalan-jalan protokol kota Purwokerto, tak satu pun warung pinggir jalan yang berani buka.

Sepanjang Jalan Soedirman menuju alun-alun yang biasanya ramai oleh pedagang angkringan, kini sepi. Hanya satu dua warung kopi, tetapi kondisinya sangat sepi tanpa pembeli.

Seorang pedagang angkringan dengan nama Kios ‘Angkringan Om Anto’ sudah hampir dua minggu menutup kiosnya. Ia kini terpaksa buka dari rumah melayani pesanan daring.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: