EDITOR.ID, Surabaya,- Peternak ayam petelur mengeluhkan menipisnya ketersediaan jagung untuk pakan ternak di Jawa Timur (Jatim). Hal ini kemudian menyebabkan harga jagung pipilan di pasaran mengalami lonjakan dalam beberapa minggu terakhir.
“Saat ini suplai agak tersendat, harga melonjak naik. Kalau biasanya harga hanya Rp 4.000 per kilogram sekarang sudah mencapai Rp 5.000 per kilogram,†ujar Ulya Abdillah, peternak ayam petelur asal Blitar.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa saat ini kebutuhan jagung untuk pakan ternak di Blitar mencapai 500 ton per hari. Biasanya suplai datang dari petani lokal Blitar dan juga dari Bulog. Karena stok jagung di Bulog habis, maka peternak merasa kesulitan untuk mendapatkannya.
Menipisnya stok jagung tersebut juga diamini oleh Kepala Perum Bulog Jatim Khozin saat berada di Graha Kadin Jatim. Ia mengatakan bahwa saat ini stok jagung yang ada di gudang bulog kosong. Hanya stok beras saja yang tersedia.
Dijelaskan Khozin, sesuai dengan Perpres nomor 48 tahun 2016 penugasan untuk Bulog telah diperbesar pada tiga bahan pokok, yaitu padi, jagung dan kedelai. Saat ini, Bulog Jatim juga telah memiliki gudang yang cukup untuk melakukan penyimpanan atau stok untuk ketiga komoditas tersebut.
“Ini lagi kosong. Jagung dan kedelai lagi kosong. Sudah kami siapkan gudangnya, tetapi sekarang lagi kosong. Kapasitas gudang untuk kedelai mencapai 10 ribu ton, sementara untuk jagung tidak terbatas,†ujarnya.
Menanggapi kekosongan stok jagung tersebut, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Adik Dwi Putranto mempertanyakan validitas data produksi jagung yang disajikan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim yang menyatakan bahwa produksi jagung Jatim di akhir 2019 mengalami surplus 4,3 juta ton.
Senada dengan Adik, pakar ekonomi Tjuk Sukiadi juga meragukan akurasi data produksi dari Dinas Pertanian Jatim. Dia hampir yakin angka angka data produksi itu lebih bersifat proyeksi dengan banyak asumsi, bukan dari data lapangan, buktinya pejabat Dolog Jatim menyatakan bahwa gudang jagung mereka kosong.
Sebagaimana diketahui, data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim menyatakan bahwa produksi jagung Jatim tahun 2019 mencapai 6,9 juta ton pipilan kering (ppk). Sementara kebutuhan jagung Jatim mencapai 122 ribu ton. Sehingga hingga akhir 2019 produksi jagung Jatim masih surplus sekitar 4,3 juta ton. (tim)