Jakarta, EDITOR.ID,- Acara tuan rumah Qatar mengundang tamu Zakir Naik untuk berceramah di Piala Dunia 2022 menuai kontroversi dan jadi sorotan. Pasalnya, penceramah yang sedang naik daun ini mengharamkan sepak bola profesional terutama Piala Dunia.
Penceramah asal India ini memang sering mengumbar dakwah kontroversial, bahkan beberapa menyebutnya sebagai ceramah ekstremis.
Aktivis Muslim Ghanem Nuseibeh menyayangkan kebijakan otoritas Qatar mengundang Naik. Padahal ia pernah mengharamkan sepak bola profesional terutama Piala Dunia.
Muslim Ghanem juga menolak penceramah itu masuk ke Qatar karena ia memiliki rekam jejak ceramah “keras”nya. Mereka menilai Zakir Naik bakal menyebarkan radikalisme bagi pemuda yang hadir di Piala Dunia.
“Qatar mengundang pendakwah ekstremis India Zakir Naik untuk berkhotbah di @FIFAWorldCup. Naik pernah dilarang memasuki Inggris pada 2010 karena dakwah ekstremismenya,” demikian cuitannya melalui Twitter, Sabtu (19/11).
Dalam cuitannya, Nuseibeh juga mengunggah cuplikan video singkat Naik soal hukum Piala Dunia menurut interpretasi dirinya.
“Penceramah kondang ini pernah ceramah kepada para fan muslim di Piala Dunia bahwa sepak bola profesional haram. Qatar mengolok-olok Islam dan sepak bola,” kata Nuseibeh.
Aktivis muslim moderat ini lebih jauh mengatakan, “Saya sangat keberatan Naik diberi ruang di Qatar di Piala Dunia untuk berdakwah anti-Kristennya. Ekstrimisme anti-Kristen di dunia Muslim perlu ditantang dan tidak dipromosikan.”
Zakir Naik pernah menjadi buronan pemerintah India karena dugaan pencucian uang hingga ujaran kebencian pada 2016.
Penceramah kewarganegaraan India itu pun memilih pindah ke Malaysia untuk menghindari kejaran polisi India.
Kepolisian India sempat meminta interpol agar mengeluarkan red notice kepada Zakir Naik yang memilih menetap di Malaysia.
“Kami dipersenjatai dengan perintah penangkapan yang tak terbantahkan dan berdasarkan hukum, red notice merupakan langkah kami selanjutnya,” ujar pejabat tersebut kepada Hindustan Times, sebagaimana dikutip Free Malaysia Today.
Zakir Sering Kampanye Kebencian Antar-umat Agama
Di tahun 2017 pula, badan kontraterorisme India mengajukan pengaduan resmi terhadap Naik. Mereka menuduh penceramah ini mempromosikan kebencian agama dan kegiatan yang melanggar hukum.
Menurut laporan Deutsch Welle, Naik dituding mendapat aset kriminal senilai UUS$28 juta untuk membeli properti dan membiayai acara yang dianggap provokatif.
Ia pun menjadi buron di India. Naik lalu mencari suaka dan pindah ke Malaysia.