Dwikorita, pada Maret 2024, juga sempat bicara soal peluang lumpuhnya infrastruktur Jakarta jika gempa megathrust terjadi. Bentuknya,jaringan komunikasi yang putus imbas kerusakan berbagai infrastruktur komunikasi seperti menara Base Transceiver Station (BTS).
Salah satu yang terancam adalah gedung pusat komando peringatan dini BMKG yang terancam amblas imbas megathrust. Oleh karena itu, BMKG berencana membangun dua gedung baru di Jakarta dan Denpasar.
Tsunami hingga 34 meter
Selain gempa dahsyat, megathrust juga berpotensi memicu tsunami yang bahkan diprediksi bisa mencapai Jakarta.
Hal itu diungkap dalam kajian berjudul On The Potential for Megathrust Earthquake and Tsunamis Off The Southern Coast of West Java and Southeast Sumatra, Indonesia, yang terbit di Natural Hazard pada Oktober 2022.
“Kami menunjukkan bahwa ketinggian maksimum tsunami bisa mencapai 34 m di sepanjang pantai barat Sumatra paling selatan dan di sepanjang pantai selatan Jawa dekat Semenanjung Ujung Kulon,” menurut para penulis studi tersebut, termasuk Dwikorita.
Senada, pakar geologi dari ITB Heri Andreas, yang tak terlibat studi di atas, mengungkap pemodelan menunjukkan Megathrust Selat Sunda potensial memicu tsunami 20 meter di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.
Gelombang tsunami yang diperkirakan mencapai kecepatan 40 km per jam jam itu, kata dia, bisa masuk ke wilayah Merak, Banten, dengan ketinggian 8 meter, untuk kemudian masuk ke wilayah Jakarta.
“Terus (gelombang tsunami) menjalar ke Laut Jawa, akhirnya sekitar 3 jam itu nyampe ke Jakarta sekitar 1 meter,” kata Heri, Selasa (27/9/2021).
Tim memanfaatkan katalog data seismik yang bersumber dari BMKG dan International Seismological Center (ISC) periode April 2009 sampai Juli 2020, untuk melakukan hiposenter gempa.
Pemodelan yang dilakukan melibatkan dua segmen megathrust (ada di selatan Jawa Barat dan Sumatera bagian selatan) dan satu segmen backthrust (patahan yang arah dorongannya berkebalikan dari megathrust di selatan Jabar).
Megathrust segmen barat (di selatan Sumatra) memiliki panjang parit-paralel 325 km, lebar 120 km, dan slip (pergeseran) homogen 24 m. Segmen timur sepanjang 442 km, lebar 109 km, dengan slip homogen 20 m.
Sementara, backthrust memiliki panjang 312 km dan lebar 55 km, dengan slip homogen 16 m.
Studi ini melakukan pemodelan tsunami di wilayah tersebut dengan dua skenario, satunya tanpa backthrust, yang satunya lagi menyertakan backthrust.
“Tsunami yang dimodelkan untuk dua segmen megathrust yang masuk akal dan backthrust yang pecah secara bersamaan menunjukkan bahwa ketinggian tsunami dapat mencapai ~34 m di pantai selatan Sumatera bagian selatan dan Jawa Barat, dengan tinggi gelombang rata-rata sekitar 11 m,” menurut para peneliti.