EDITOR.ID, Kelompok Negara Islam (ISIS) mengklaim telah merebut kota pesisir Palma, Mozambik Utara, setelah pertempuran berhari-hari.
“Tentara kekhalifahan merebut kota strategis Palma setelah tiga hari pertempuran,” kata kelompok ISIS dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya.
ISIS sebagaimana dilansir AFP Selasa (30/3/2021) mengatakan bahwa pihaknya telah menyerang sasaran militer dan pemerintah dalam serangan yang menewaskan puluhan orang, termasuk tentara dan anggota Tentara Salib (julukan dari ISIS bagi warga negara Barat).
Pada hari Rabu (24/3), para militan yang tidak diketahui jumlahnya mulai menyerang Palma, sebuah kota berpenduduk sekitar 75.000 orang di provinsi Cabo Delgado. Palma merupakan lokasi proyek gas bernilai miliaran dolar yang sedang dibangun oleh perusahaan Prancis, Total dan perusahaan energi lainnya.
“Rabu lalu, sekelompok teroris menyelinap ke Palma dan melancarkan aksi yang mengakibatkan pembunuhan terhadap puluhan orang tak berdaya,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Omar Saranga pada konferensi pers.
Serangan ISIS dimulai tak lama setelah pengiriman makanan mendarat ke kota pesisir utara, di mana selama berbulan-bulan tidak dapat diakses melalui jalan darat karena ketidakamanan.
Seorang pengemudi truk makanan dipenggal kepalanya saat serangan terjadi. Saksi mata mengungkapkan, pantai dipenuhi mayat tanpa kepala saat dia bersembunyi sembari menunggu diselamatkan.
Para saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa ISIS pertama kali menargetkan bank dan kantor polisi sebelum menyebar ke seluruh kota Palma. Sumber-sumber keamanan mengatakan bahwa para gerilyawan telah menguasai kota itu sejak Sabtu (27/3/2021).
Pemerintah mengatakan puluhan orang tewas dalam serangan terkoordinasi itu, termasuk tujuh orang yang terjebak dalam penyergapan selama operasi evakuasi dari hotel tempat mereka mengungsi.
Ribuan orang yang kabur berhasil tiba di kota Pemba. Sementara diketahui 10.000 orang lainnya sedang menunggu untuk dievakuasi.
Kota Pemba kini sudah dipadati ratusan ribu orang yang mengungsi akibat pemberontakan ISIS yang telah berhasil mengusir hampir 700.000 orang dari rumah mereka di Mozambik.