Jakarta, EDITOR.ID,- Suasana di kawasan Timur Tengah kembali membara dan tidak aman. Setelah kekuatan militer Amerika Serikat dikabarkan bakal menyerang ke sejumlah wilayah yang ada di negara Irak. Ada tiga lokasi yang diincar negeri adidaya ini karena dicurigai menjadi tempat persembunyian Kataib Hizbullah dan ‘kelompok afiliasinya’.
Perintah untuk menyerang negara Arab diumumkan Presiden AS Joe Biden pada Senin malam (25/12/2023), sebagaimana disebutkan pihak Gedung Putih.
Sebagaimana dilansir dari CNN International, perintah Presiden AS Joe Biden itu keluar setelah tiga anggota militer AS terluka. Belum ada informasi terbaru lagi usai perintah Biden pada Senin malam.
Pada pertengahan Desember, serangan yang dilakukan oleh milisi Kataib Hizbullah Irak terhadap Kedutaan Besar AS dianggap sebagai awal dari ‘aturan keterlibatan baru’ kelompok tersebut. Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat keamanan dari kelompok itu dalam sebuah unggahan di media sosial.
Mengutip Reuters, kelompok yang bersekutu dengan Iran itu, meskipun tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan yang jarang terjadi terhadap Kedubes AS di Bagdad, mengklaim kedutaan adalah pangkalan operasi terdepan untuk merencanakan operasi militer.
Serangan tersebut dikutuk oleh AS dan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, yang mengatakan bahwa serangan itu merupakan tindakan terorisme terhadap misi diplomatik.
Pada November, AS mengeluarkan sanksi yang menargetkan kelompok-kelompok milisi yang bersekutu dengan Iran, menuduh mereka terlibat dalam serangan terhadap Amerika Serikat dan mitra-mitranya di Irak dan Suriah.
Departemen Luar Negeri AS menetapkan Kata’ib Sayyid al-Shuhada dan sekretaris jenderalnya sebagai teroris global, sementara Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap enam orang yang berafiliasi dengan Kataib Hizbullah di Irak. (Tim)