EDITOR.ID – Trenggalek, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyatakan bahwa ada kuota di APBD untuk kepentingan kelompok marginal seperti perempuan, disabilitas dan juga para bunda Paud (Pendidikan Anak Usia Dini). Bahkan Istri Bupati Trenggalek yakni Novita Hardini juga membentuk organisasi yang mewadahi mereka dan menitipkan aspirasi ke proses musyawarah-musyawarah untuk RAPBD.
Hal ini disampaikan Mochamad Nur Arifin pada acara sosialisasi dan tutorial Buku “Pancasila untuk Tunas Bangsa†yang diselenggarakan Institut Sarinah (Insari) dan Komnas Pendidikan Jawa Timur.
Kegiatan yang dimoderatori oleh Direktur InSari, Eva Sundari menghadirkan 5 narasumber lain selain bupati yaitu, Bunda Paud Trenggalek Novita Hardini, Ketua Komnasdik Jatim Kunjung Wahyudi, Wakil Ketua DPRD Trenggalek dari FPDIP, Doding Rahmadi dan A. Sri Poerbasari dosen UI sekaligus penulis buku “Pancasila untuk Tunas Bangsaâ€.
Mochamad Nur Arifin yang juga politisi PDIP tersebut juga menguraikan pentingnya sosialisasi Pancasila ke seluruh rakyat karena ibarat angka pecahan, Pancasila adalah bilangan penyebut sehingga mampu mempersatukan rakyat Indonesia yang amat beragam.
Doding Rahmadi, mendukung pernyataan Bupati dan dengan gembira menunggu draft naskah akademik dan perda Pendidikan Karakter berbasis Pancasila yang disumbangkan Institut Sarinah.
“Saya akan bawa untuk memperbaiki program legislasi kabupaten yang sudah ditetapkan bulan lalu,†kata Doding Rahmadi.
Ketua Komnasdik Jatim, Kunjung Wahyudi selain setuju kegiatan seperti yang digagas InSari, juga mengusulkan perluasan materi yang bisa dikaitkan Pancasila.
“Selain bisa untuk mendorong literasi keuangan seperti yang dilatihkan oleh InSari, Pancasila juga bisa untuk membangkitkan jiwa kewirausahawan siswa agar impian Indonesia menjadi negara industri bisa segera diwujudkan, †jelas Kunjung Wahyudi.
Sosialisasi diakhiri dengan penjelasan isi buku oleh A. Sri Purbasari tentang metode pengajaran Pancasila berbasis pengalaman (experiental method).
“Karakter Kebangsaan harus dipraktekkan misalnya anak-anak diajak berdoa mensyukuri tanah air yang kaya dan subur tetapi juga mensyukuri keberagaman rakyat Indonesia. Kenalkan kebanggaan identitas diri Anak Indonesia yang berkepribadian Pancasila bukan berbasis SARA tertentu,†kata A.Sri Poerbasari.
Moderator dan Direktur InSari, Eva Sundari, menyatakan bahwa banyak permintaan para bunda Paud terhadap buku terbitan InSari.
“APBD sudah merespon kesejahteraan para bunda Paud, semoga ada juga program bantuan buku untuk mereka sehingga mereka tidak perlu membeli. Ini pantas karena selama ini Paud-Paud dikelola secara mandiri oleh komunitas-komonitas dengan segala keterbatasannya,†kata Eva Sundari. (Tim)