EDITOR.ID, Surabaya- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mendapat kado spesial dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di penghujung tahun.
Berkat peningkatan inovasi secara drastis, Pemprov Jatim ditetapkan sebagai provinsi terinovatif dalam penghargaan Innovative Government Award (IGA) Tahun 2021.
Penganugerahan IGA Award 2021 yang diselenggarakan secara virtual itu, dipimpin langsung Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian, didampingi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri RI, Eko Prasetyanto Purnomo Putro.
Mendagri Tito Karnavian menyampaikan, penghargaan IGA 2021 yang merupakan kegiatan tahunan bukan sekadar seremonial. Akan tetapi, momentum ini mendorong semua kepala daerah semakin meningkatkan terobosan yang kreatif dan inovatif di masing-masing daerahnya.
“Dengan demikian, mampu menciptakan iklim yang kompetitif, mensejahterakan masyarakatnya dan kapasitas fiskal lebih mandiri,” kata Tito, disela-sela sambutannya.
Agar ada peningkatan terobosan layanan yang kreatif dan inovatif, Tito mengatakan, kuncinya adalah gaya kepemimpinan dari masing-masing kepala daerah. Kepala daerah, kata dia, menjadi kunci desentralisasi otonomi daerah yang harus memiliki tiga pola strong leader yang kuat.
Pertama, memiliki power (membuat aturan, mengambil keputusan, membuat rancangan APBD, mengejar pendapatan, mengeksekusi anggaran). Kedua, memiliki follower (staf formal, hingga massa akar rumput. Ketiga memiliki konsep untuk mengetahui tujuan daerahnya mau dibawa kemana.
“Dari 548 kepala daerah akan terlihat di bagian ketiga, yakni konseptual memunculkan terobosan yang kreatif sehingga pemimpin yang berciri konseptual menjadi kunci kesuksesan suatu daerah sehingga mandiri secara fiskal dan rakyat turut sejahtera,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Khofifah mengungkapkan, penghargaan yang diterima merupakan wujud apresiasi atas kerja keras seluruh pihak. Khususnya ASN di lingkungan Pemprov Jatim yang terus melakukan inovasi untuk meningkatkan layanan bagi masyarakat.
“Saya mengajak seluruh ASN Pemprov Jawa Timur untuk menjadikan apresiasi IGA Award dari Kemendagri RI tahun 2021 bagi Jawa Timur sebagai provinsi terinovatif sebagai pendorong bagi kita untuk terus berinovasi memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat Jawa Timur serta percepatan perwujudan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Khofifah turut mendorong ASN Pemprov Jatim agar menciptakan inovasi dengan mengkolerasikan percepatan layanan melalui motto Cepat-Efektif-Efisien-Tanggap Transparan-Akuntabel dan Responsive (CETTAR) kepada seluruh masyarakat Jatim.
Konsep semacam ini, lanjutnya, mempercepat terwujudnya pelayanan masyarakat yang lebih baik melalui berbagai inovasi dari Pemprov Jatim merupakan wujud realisasi atas komitmen kerja CETTAR yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Hal ini, selaras dengan motto kerja ASN Pemprov Jatim CETTAR yang kemudian mengalir ke seluruh sendi layanan perangkat daerah. Semoga ke depan, kita bisa terus terbosan yang inovatif, kreatif dan produktif sehingga lebih baik dan lebih baik lagi, lebih cepat dan responsif dalam memberikan layanan kepada masyarakat Jawa Timur,” tandasnya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Jatim Anom Surahno menambahkan, IGA merupakan penghargaan yang diberikan pemerintah kepada pemerintah daerah terinovatif, yang didasarkan atas rangkaian pengukuran dan penilaian laporan penerapan inovasi daerah oleh kepala daerah kepada pemerintah.
Penilaian dimaksud berdasarkan Peremndagri Nomor 104 tahun 2018 tentang Innovative Government Award dan Insentif merupakan proses penilaian terhadap semua bentuk Inovasi Daerah menggunakan indikator indeks Inovasi Daerah. Sedangkan Indeks Inovasi Daerah (IID) adalah seperangkat variabel dan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inovasi daerah berdasarkan periode tertentu.
?Penilaian inovasi daerah dan pemberian penghargaan IGA yang diselenggarakan tiap tahun ini dilakukan melalui empat tahapan, yakni tahapan penjaringan, tahapan pengukuran, tahapan penilaian, validasi lapangan, hingga penetapan dan pemberian penghargaan,? jelas Anom.
Anom menjelaskan, berdasarkan hasil penilaian laporan inovasi daerah oleh Kemendagri, Indeks Inovasi IID Provinsi Jatim mengalami kenaikan peringkat. Sebelumnya berada di peringkat sembilan pada 2020 naik ke peringkat tiga pada 2021.
Hasil laporan yang yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 002.6-5848 Tahun 2021 tentang Indeks Inovasi Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota tahun 2021, Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat tiga dengan indeks 63,15 dan predikat sangat inovatif, di bawah Provinsi Sumatera Selatan di peringkat satu dengan indeks 79,51 dan Provinsi Nusa Tenggara Barat di peringkat ketiga dengan indeks 75,67.
?Sedangkan dalam IGA peringkat Jawa Timur berada di peringkat lima di bawah Provinsi Sumatera Selatan di peringkat satu, Nusa Tenggara Barat peringkat dua, Jawa Barat peringkat tiga dan Jawa Tengah di peringkat empat,? ungkapnya.
Bagi Jawa Timur, lanjutnya, peringkat lima dalam IGA 2021 merupakan prestasi tersendiri karena pada 2019 berada di peringkat tujuh dan pada 2020 berada di peringkat sembilan. Keberhasilan Provinsi Jawa Timur dalam IGA tidak lepas dari komitmen dan peran gubernur yang terus memacu perangkat daerah untuk berinovasi.
Berdasarkan laporan dalam aplikasi IGA, pada 2020 perangkat daerah yang melaporkan berjumlah 33 perangkat daerah dengan jumlah inovasi sebanyak 162 dan mengalami peningkatan pada 2021 sebanyak 42 perangkat daerah dengan jumlah inovasi sebanyak 192.
Keberhasilan Provinsi Jawa Timur dalam IGA juga diikuti dua kabupaten yakni Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bojonegoro serta 3 kota yakni Kota Surabaya, Kota Probolinggo dan Kota Mojokerto yang masuk dalam 10 besar daerah terinovatif untuk klaster kabupaten dan kota.
?Perolehan 10 besar kabupaten untuk Jawa Timur sebenarnya tidak asing lagi karena memang sudah langganan, namun demikian hal mengejutkan terjadi untuk klister kota yang mana pada tiga tahun terakhir untuk Provinsi Jawa Timur minim prestasi bahkan boleh dibilang tidak ada,? pungkasnya