Ini Pesan Tri Tito Karnavian Kepada Para Istri Anggota Polri

Masalah lain yang tak kalah penting diingatkan Ny Tri adalah anggota Bhayangkari, sebagai ibu rumah tangga dituntut untuk mampu menjadi manajer keuangan yang handal dan pendidik yang baik bagi anak-anak. Terbatasnya penghasilan suami sebagai anggota Polri harus dikelola dengan cermat sehingga tidak terjadi pengeluaran yang melebihi pendapatan atau “besar pasak daripada tiang.

”Hindari pola hidup hedonis yang tidak mencerminkan sifat anggota Bhayangkari,” katanya.

 

Berikut poin-poin pesan penting lainnya yang disampaikan Ny Tri Tito Karnavian:

Pertama, untuk para ketua bhayangkari daerah dan cabang, lakukan Organization Health Audit atau Audit Kesehatan Organisasi, sehingga akan dapat dilakukan inventarisasi kekuatan dan kelemahan pada organisasi yang ibu pimpin. konversikan kekuatan yang dimiliki menjadi prestasi dan formulasikan langkah–langkah mengatasi kelemahan agar tidak menjadi beban dalam menjalankan organisasi.

Kedua, berikan perhatian kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk dapat membuat terobosan–terobosan kreatif dalam mewujudkan sasaran–sasaran strategis yang telah dirumuskan. kembangkan kerjasama dengan organisasi wanita lainnya sehingga terbangun rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan di lingkungan kerja masing–masing.

Ketiga, di dalam manajemen modern, anggota sebuah organisasi tidak hanya dilihat sebagai sumber daya, tetapi juga sebagai aset utama yang dapat menentukan maju atau mundurnya kinerja organisasi.

Dengan mendukung pengembangan potensi anggotanya, Bhayangkari berusaha untuk mewujudkan keunggulan kompetitif maupun keunggulan komparatif organisasi. pribadi-pribadi yang unggul ini akan menjadi modal atau yang biasa disebut sebagai Human Capital dalam menjadikan Bhayangkari sebagai organisasi unggulan yang berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa Indonesia.

“Ke depan saya berharap bahwa Bhayangkari bisa menjadi organisasi pembelajar / learning organization, yang secara terus menerus melakukan pembelajaran mandiri (self learning) untuk dapat merespons perubahan lingkungan strategis yang terjadi,” paparnya.

Keempat, Bhayangkari, lanjut Ny Tri, harus dapat memfasilitasi pembelajaran anggotanya sehingga mampu bersikap adaptif terhadap hal-hal positif di lingkungannya dan bersikap antisipatif terhadap hal – hal buruk yang mungkin terjadi.

“Sikap adaptif dan antisipatif tersebut hanya dapat terwujud apabila masing-masing anggota Bhayangkari membuka diri untuk menambah wawasan sehingga dapat secara obyektif menilai perubahan lingkungan yang terjadi,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: