Data tersebut sejalan dengan arah dukungan pemilih PDIP yang terpotret lewat survei CSIS ini. Partai berlogo banteng moncong putih itu elektabilitasnya 16,4 persen untuk Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR 2024. Namun, dari jumlah tersebut, hanya 64,8 persen yang mendukung Ganjar-Mahfud. Sebanyak 25,4 persen atau seperempat dari pemilih PDIP ternyata memilih pasangan Prabowo-Gibran.
Arya mengatakan, saat pasangan Ganjar-Mahfud belum berhasil meraih suara di basis PDIP, pasangan Prabowo-Gibran justru bisa mengamankan suara di basis mereka. Pasangan nomor urut 2 itu mendapatkan elektabilitas tertinggi di daerah-daerah yang pada dua pemilu sebelumnya merupakan basis pemilih Prabowo seperti Jawa Barat dengan raihan 50,9 persen.
Prabowo-Gibran, kata Arya, juga berhasil unggul di Jawa Timur dengan perolehan elektabilitas 52 persen. Bahkan, duet politisi senior dan junior itu berhasil ‘mencuri’ suara di daerah-daerah basis pemilih PDIP seperti Jawa Tengah dan Yogyakarta (elektabilitas 36,5 persen), Bali dan Nusa Tenggara (45,7 persen), serta Maluku dan Papua (57,5 persen).
Sementara itu, kata Arya, pasangan Anies-Muhaimin berhasil mengambil suara di sejumlah daerah basis Prabowo-Gibran. Elektabilitas Anies-Imin bersaing ketat dengan Prabowo-Gibran di Sumatera, Jakarta, dan Banten. (tim)