EDITOR.ID, Indramayu – Kabupaten Indramayu kini memiliki laboratorium biomolekular sendiri. Fasilitas yang menjadi bagian penanganan covid-19 ini dibuat untuk kebutuhan tes usap (swab test).
Sebelumnya, sample untuk tes usap dibawa ke Labkesda Provinsi Jawa Barat dan Laboratorium Unswagati Cirebon. Dan hasil tes keluar pada dua hingga tiga hari kemudian. Kondisi itu menyulitkan Pemkab Indramayu dalam upaya percepatan peganganan covid-19.
Laboratorium biomolekular diresmikan oleh Pjs. Bupati Indramayu, Bambang Tirtoyuliono, Kamis (22/10). Pada kesempatan itu Bambang mengatakan dengan laboratorium yang dimiliki langsung oleh Pemkab Indramayu ini akan semakin mempercepat proses uji swab. “Tidak perlu menunggu dua sampai tiga hari hasilnya sudah bisa langsung diketahui. Saya mengapresiasi apa yang telah dilakukan Dinas Kesehatan,” ujar Bambang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara mengatakan, laboratorium biomolekuler tersebut dibangun untuk mengukur kasus covid-19 di Kabupaten Indramayu. Selain itu juga karena adanya keterbatasan pemeriksaan dengan menggunakan mobile PCR. “Nantinya akan digunakan untuk pengujian hasil swab tes menggunakan metode PCR (polymerase chain reaction),” tutur Deden.
Ia menjelaskan pengujian swab di laboratorium tersebut dalam satu putaran ini mencapai 94 sampel. Dalam sehari pengujian swab dapat dilakukan 3 putaran, artinya dalam sehari bisa mencapai 270 sampel dengan butuh waktu 8 jam. Sementara target Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 248 sampel dalam sehari. Artinya laboratorium biomolekuler Indramayu ini melebihi dari target BNPB.
“Ini upaya mengejar sample swab 1 persen dari total jumlah penduduk Kabupaten Indramayu. Untuk personel ada sebelas orang, ada kepala kab, empat analis, satu orang dari biologi, dan seorang dokter umum,” pungkas Deden.
Reporter : Hendra Sumiarsa