Dampak resesi yang bisa dilihat secara langsung oleh masyarakat dari beberapa tanda, antara lain pendapatan yang menurun, penjualan khususnya motor dan mobil anjlok, mulai banyak toko yang tutup, dan sebagainya. Berikut adalah paparan mengenai dampak dari resesi ekonomi bagi Indonesia;
1. PHK Semakin Marak
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and
Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, menyatakan akan terjadi PHK di perusahaan-perusahaan, utamanya menyasar pekerja dengan kontrak jangka pendek. Hal tersebut terjadi di industri-industri yang terkena dampak hingga akhir 2020.
Menurut Pengamat Kebijakan Publik dan Ekonomi Universitas Indonesia (UI),
Harriyadin Mahardika, rasionalisasi sumber daya manusia (SDM) yang terjadi di berbagai perusahaan adalah hal lumrah terjadi lantaran banyak sektor yang mengalami penurunan permintaan akibat meluasnya pandemi COVID-19.
Efisiensi dengan memangkas layanan adalah opsi yang wajar dilakukan agar perusahaan bisa terus mempertahankan bisnisnya.
2. Menurunnya Daya Beli Masyarakat
Hal yang akan dirasakan setelah banyak terjadi PHK adalah penurunan daya beli. Ketika PHK terjadi, jumlah pengangguran akan meningkat. Banyak orang kehilangan pekerjaan sehingga menghilang juga pendapatannya.
Orang yang rawan akan PHK akan semakin hemat pada pendapatannya sehingga lagi melakukan konsumsi
untuk barang sekunder dan mewah.
Menurut Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah, masyarakat yang kehilangan pendapatan, akan mengurangi konsumsi, sehingga berakibat pada menurunnya daya beli. Masyarakat yang masih memiliki pendapatan, cenderung akan
menunda konsumsi, utamanya pada barang sekunder atau barang mewah.
3. Kesulitan dalam Pencarian Kerja
Banyak perusahaan melakukan PHK untuk efisiensi sumber daya manusia. Hal tersebut berbanding lurus dengan pencarian kebutuhan akan tenaga kerja. Menurut data BPS, jumlah iklan lowongan kerja pada April 2020 hanya mencapai 2.439 lowongan. Merosot tajam hingga 78 persen jika dibandingkan dengan periode Maret 2020 yang mencapai 11.090 lowongan.
Perusahaan yang tak kuat menanggung resesi, akan mengurangi jumlah karyawannya bahkan menutup usahanya. Sementara perusahaan yang masih mampu bertahan, diprediksi tak akan menerima karyawan baru.
Data BPS menunjukkan perusahaan yang memasang iklan lowongan kerja, pada periode Maret 2020 masih terdapat 502 perusahaan, sementara di April 2020 hanya 235 perusahaan. Artinya,
terjadi penurunan 53,18 persen dalam waktu satu bulan saja.
Yang Harus Dilakukan Pemerintah Agar Terhindar dari Resesi Masih ada waktu kurang lebih satu bulan untuk menghindarkan Indonesia dari resesi,
Beberapa hal perlu dilakukan pemerintah untuk mendorong perekonomian terus merangkak naik.