Posisi Sunda-Asri sangat baik karena dikelilingi oleh pusat emisi yang berada di Sumatra Selatan dan Cilegon (Banten) sehingga mendukung dekarbonisasi pada industri-industri tersebut.
Selain itu posisi Sunda-Asri memiliki keunggulan strategis dalam jalur transportasi karbon internasional, sehingga membuat cekungan ini memiliki potensi menjadi sentra manajemen karbon global.
Antusiasme pengembangan CCS dan CCUS juga tergambar dalam beberapa kesepakatan kerja sama yang ditandatangani selama gelaran ICIUOG 2023.
Kesepakatan-kesepakatan tersebut adalah MoU antara bp dan Pertamina (KPI) untuk mendukung kajian proyek blue amonia biru yang mencakup potensi pasokan gas 90 mmscfd dari Tangguh dan potensi injeksi CO2 di Tangguh melalui Tangguh CCUS; MoU SKK Migas-Japex terkait Pengembangan dan Pelaksanaan Hub dan Cluster CCS/CCUS di Republik Indonesia.
Carbon Capture and Storage (CCS) Head of Agreement (HoA) antara Medco E&P Grisik Ltd (MEPG) dan Repsol Sakakemang; dan MOU Studi Carbon Capture and Storage (CCS) West Natuna antara Medco Energy, Sembcorp dan Storegga.
Indonesia mendukung sepenuhnya pengembangan CCS dan CCUS di industri hulu migas. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengeluarkan Keputusan Menteri No. 2/2023 tentang Penangkapan Karbon Penyimpanan (CCS) dan Penangkapan Karbon Pemanfaatan dan Penyimpanan (CCUS) di industri hulu minyak dan gas.
Peraturan ini mengatur empat fokus untuk pelaksanaan CCS-CCUS di industri hulu minyak dan gas, mencakup Aspek Teknis, Skenario Bisnis, Aspek Hukum, dan Aspek Ekonomi.
SKK Migas saat ini juga sedang menyiapkan Pedoman Tata Kerja (PTK) yang akan mengatur bagaimana pengembangan CCS-CCUS dapat diintegrasikan ke dalam rencana pengembangan lapangan. Selain itu, pemerintah juga sedang menggodok Perpres mengenai pengembangan CCS dan CCUS. (tom)