Impor Elpiji Terus-Terusan, Jokowi: Gak Mikir Negara Dirugikan?

Presiden Jokowi saat groundbreaking proyek DME

Tanggapi serius perihal impor elpiji yang memakan banyak anggaran negara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk mengurangi impor. Jokowi menilai impor hanya menguntungkan negara lain dan merugikan negara sendiri.

?Ada yang nyaman dengan impor. Memang duduk di zona nyaman tuh paling enak. Sudah rutinitas terus impor, impor, impor, impor, impor, gak berpikir bahwa negara itu di rugikan,? tegas Jokowi saat groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi DME, yang disiarkan langsung pada kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/1).

?Rakyat dirugikan karena tidak terbuka lapangan pekerjaan. Bayangkan, tadi disampaikan oleh Menteri Investasi akan membuka lapangan pekerjaan 11 ribu, 12 ribu di sini,? tambahnya.

Melansir dari IDNTimes, Jokowi menginginkan proyek hilirisasi batu bara ini nantinya dikawal ketat agar tidak mundur seperti waktu lalu, karena sempat mundur selama 6 tahun.

Jokowi menyebut akan ada 70 ribu lapangan pekerjaan baru yang tercipta apabila ada lima investasi yang masuk ke Indonesia, seperti halnya proyek hilirisasi batu bara ini, oleh karenanya beliau meminta jajarannya agar terus mengawasi proyek investasi supaya tidak mundur.

?Inilah kenapa saya ikuti terus, saya kejar terus, tadi juga sebelum masuk ke sini saya kumpulkan semua yang berkaitan dengan ini untuk memastikan bahwa ini selesai sesuai yang disampaikan oleh air produk dan juga tadi Menteri Investasi, 30 bulan. Jangan ada mundur-mundur lagi, dan kita harapkan nanti setelah di sini selesai dimulai lagi di tempat lain,? ucapnya.

?Karena ini hanya bisa menyuplai Sumsel dan sekitarnya. Kurang lebih 6 jutaan KK. Karena kita memiliki deposit batu bara yang jauh dari cukup kalau hanya untuk urusan DME ini,? tambah Jokowi.

Perlu diketahui nilai impor LPG Indonesia menghabiskan Rp80 triliun kas anggaran negara, hal ini menjadi salah satu alasan pentingnya mengganti LPG (liquified petroleum gas) dengan alternatif baru yakni DME (dimethyl ether)

Terkait hilirisasi batu bara jadi DME ini, Jokowi mengaku sudah memerintahkan hilirisasi batu bara ini sejak enam tahun lalu, namun baru terealisasi saat ini.

Jokowi mengatakan ia sudah berkali-kali menyampaikan mengenai hilirisasi, industrialisasi, dan pentingnya mengurangi impor, hal ini sudah 6 tahun yang lalu ia perintahkan, namun hari ini meskipun dalam jangka yang panjang, beliau bisa memulai groundbreaking proyek hilirisasi batubara menjadi DME.

Kemudain Jokowi meminta jajarannya untuk mengurangi impor. Ia menyebut impor LPG RI sangat besar yang mencapai Rp80 triliun. Itupun, lanjut Jokowi, pemerintah harus memberikan subsidi agar bisa dijangkau oleh masyarakat.

?Subsidinya antara Rp60-70 triliun. Pertanyaan saya apakah ini mau kita teruskan? Impor terus yang untung negara lain, yang terbuka lapangan pekerjaan juga di negara lain padahal kita memiliki bahan bakunya, kita memiliki raw materialnya yaitu batu bara yang diubah menjadi DME hampir mirip dengan LPG tadi,? papar Jokowi.

Setelah penggunaan LPG beralih ke DME, Jokowi menyebut stop impor LPG akan dapat mengurangi subsidi hingga Rp70 triliun dari APBN.

?Ini yang terus kita kejar. Selain kita bisa memperbaiki neraca perdagangan kita karena gak impor, kita bisa memperbaiki neraca transaksi berjalan kita karena kita gak impor, tapi banyak memang ini perintah udah 6 tahun yang lalu saya sampaikan. Tapi memang kita ini sudah berpuluh-puluh tahun nyaman dengan impor,? kata Jokowi. (Gal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: