Bestari menyatakan, mahasiswi asal PNP tersebut di bawa ke Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi sebelum akhirnya dirujuk ke RSUP Dr M Djamil Padang.
Bestari melanjutkan, RSAM Bukittinggi
menerima dua pasien luka bakar dampak erupsi Gunung Marapi sejak Senin (4/12/2023) malam.
“Kedua korban ini merupakan warga Kota Padang, tepatnya di Kuranji,” kata Bestari Jaka.
Bestari Jaka sempat berujar bahwa Zhafira mengalami luka bakar sebanyak 41 persen dengan kondisi yang stabil dan terus membaik.
Namun, takdir berkata lain. Zhafira Zahrim Febrina alias Ife dinyatakan meninggal dunia setelah dua minggu pasca dirawat secara intensif, pada hari Minggu (17/12) sore.
Almarhumah yang diketahui atlit pencak silat, para sesama rekan pencak silat langsung disebar di berbagai group WhatsApp dan media sosial lainnya, hingga semua medis mainstream memberitakannya.
Pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil Padang, Direktur Utama, dr. Dovy Djanas secara resmi mengucapkan turut berdukacita atas meninggalnya Zafira, di ruang ICU Tulip telah menjalani perawatan sejak dua Minggu terakhir di RSUP Djamil.
Selama pemulihan, kondisi Ife mengalami pasang surut sehingga pihak Rumah Sakit harus melakukan perawatan intensif di ruang ICU.
“Kita berdoa kepada Allah semoga almarhumah diterima segala amal ibadah dan diampuni segala kesalahan, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan,” sambung Dovy Djanas, Minggu (17/12) sore.
Menurut Dovy Djanas, pihak RSUP Djamil telah berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan perawatan kepada Zafira.
Selanjutnya jenazah sepenuhnya dilakukan pihak RSUP Djamil mulai dari proses mandikan, mengkafani dan memfasilitasi pengantaran jenazah hingga proses pemakaman.
Berita sebelumnya, Ife berhasil dievakuasi keesokan harinya (4/12), dan (5/12) posko Tim SAR gabungan menyatakan ada 15 Mahasiswa PNP yang menjadi korban, 9 di antaranya meninggal dunia. Setelah terdengar kabar Ife meninggal dunia (17/12), jumlah keseluruhan Mahasiswa PNP yang menjadi korban menjadi 16 dan yang meninggal menjadi 10 pendaki.
Ke 10 pendaki itu dari 24 pendaki lainnya yang secara resmi dinyatakan meninggal dunia dari total keseluruhan ke 75 pendaki yang secara resmi tercatat di posko Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, dengan Pelaksana harian (Plh) Eka Damayanti.
“Pada pukul 17.00 WIB pendaki sudah dievakuasi sebanyak 28 orang dan sisanya masih diupayakan penyelamatan,” kata Eka Damayanti.
Eka Damayanti menambahkan, berdasarkan sistem booking online total pendaki berjumlah 70 orang, 57 diantaranya masuk dari pintu Batu Palano dan 13 orang lainnya dari Koto Baru.***