EDITOR.ID – Jakarta, Menanggapi santer beredarnya info dan viralnya poster pengumuman adanya vaksinasi oleh Rumah Sakit (RS) Pelni yang merupakan RS BUMN anak perusahaan PT Pelni (Persero), PT Pertamina Bina Merdeka selaku holding RS BUMN yang menaungi RS Pelni memberikan klarifikasi atas informasi tersebut.
Sebagaimana rilis yang diterima EDITOR.ID pada Rabu (3/2/2021) Manajemen PT Pertamina Bina Medika IHC selaku holding RS BUMN yang menaungi PT RS Pelni dengan ini menyampaikan klarifikasi sebagai berikut :
1.Bahwa informasi yang beredar mengenai layanan vaksinasi Covid-19 RS PELNI adalah informasi yang dikeluarkan RS Pelni pada Selasa 2 Pebruari 2021.
2.Namun dapat kami sampaikan bahwa RS Pelnitidak memiliki wewenang untuk melakukan pengadaan vaksin. Melihat banyaknya kesalahpahaman yang timbul atas informasi tersebut kami memutuskan untuk menarik informasi tersebut.
3.Berkaitan dengan informasi harga yang tercantum, informasi tersebut bukan merupakan informasi resmi karena sampai hari ini, program vaksin yang berjalan adalah program vaksin pemerintah yang diberikan secara gratis dengan menggunakan produk vaksin Sinovac.
4.Sesuai dengan Peraturan Presiden berkaitan dengan pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan Pandemi COVID-19, IHC dan Grup RS dibawahnya tidak memiliki wewenang dalam pengadaan vaksin.
5.Seluruh program vaksin adalah dibawah kewenangan Kementerian Kesehatan dan sampai saat press release ini diterbitkan belum ada peraturanresmi berkaitan dengan program vaksin mandiri.
Atas kesalahpahaman dan ketidaknyamanan yang timbul, Manajemen PT Pertamina Bina Medika IHC selaku holding RS BUMN smenyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
Untuk diketahui bahwa pada Selasa (2/2/2021) viral beredar pengumuman dan poster bahwa RS Pelni membuka layanan vaksinasi corona mandiri, lengkap dengan jenis vaksin dan harga yang berbeda-beda.
Vaksin Sinopharm dari G42 dibanderol paling mahal, Rp 2,1 juta per dosis. Paling murah vaksin AstraZeneca, 1 dosis Rp 110 ribu. (Tim)