“Kalau dihubung-hubungkan, karena Solo itu paku buminya dunia, mungkin kalau diawali dari Solo, lalu mungkin di pusat besok akan terjadi koalisi, ya kita juga enggak tahu. Tapi ini sebetulnya waktu yang sangat tepat,” katanya.
Rudy menilai dijalinnya silaturahmi di antara PDIP dan Golkar itu sangat penting. “Siapa tahu nanti Rakernas di Golkar juga berubah, kita juga enggak tahu. Namun yang penting silaturahmi dibangun ini sangat penting,” ucapnya.
Rudy menjelaskan pertemuan PDIP dan Partai Golkar berlangsung menjelang Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni. Menurutnya, Pancasila juga merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia.
Rudy menjelaskan parpol mempunyai peran sangat vital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Makanya saya sampaikan kepada masyarakat jangan anti-parpol. Parpol itu perwakilan kumpulan dari rakyat,” katanya.
Sementara itu, Sekar Tandjung mengatakan semua kemungkinan koalisi bisa saja terjadi. Menurut putri politikus Akbar Tanjung itu, dinamika politik sangat luas dan berubah-ubah.
Soal koalisi, Sekar menyatakan pihaknya tetap menunggu arahan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar. Adapun inti dari pertemuan pada Rabu malam itu adalah didorong keinginannya untuk membangun hubungan yang baik dan untuk silaturahmi dengan jajaran pengurus DPC PDIP Kota Solo.
“Di awal pertemuan ini saya ketua (DPD II Golkar Solo) yang baru dengan pengurus yang baru intinya ingin bersilaturahmi. Untuk koalisi, saya rasa masih melihat arahan dan dinamika yang terjadi di level pusat jadi mungkin itu bisa ditanyakan kembali sudah ada kejelasan lebih bisa dikomentari. Yang jelas kami sebagai pengurus di DPD II, siap untuk menerima dan melaksanakan arahan dan kebijakan partai,” ucap Sekar. (tim)