EDITOR.ID, Palu,- Bangsa Indonesia kembali berduka. Satu lagi ulama besar dan kharismatik dipanggil Allah SWT. Ketua Utama Alkhairaat Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri meninggal dunia pada Selasa (3/8) sore sekitar pukul 15.50 WITA di Rumah Sakit Alkhairaat Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Berdasarkan catatan Alkhairaat, Habib Saggaf lahir di Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 17 Agustus 1937.
Almarhum sempat mengenyam pendidikan di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir tahun 1959 dan meraih gelar sarjana pada 1963, kemudian melanjutkan pendidikan Strata Dua di universitas yang sama dan lulus tahun 1967.
“Insya Allah pelepasan jenazah akan dilaksanakan Rabu pagi pukul 10.00 WITA. Jenazah akan disalati di Lapangan Alkhairaat setelah Salat Zuhur,” kata Pengurus Besar Alkhairaat Habib Hasan Al-Habsyi, Selasa petang.
Almarhum Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri mengetuai organisasi Islam terbesar di Indonesia Timur itu sejak tahun 1974.
Alkhairaat fokus dalam pengembangan dunia pendidikan, utamanya pendidkan Agama Islam di seluruh daerah di kawasan Indonesia Timur.
Semasa hidupnya Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri dikenal sebagai sosok yang sangat religius, dermawan, cinta belajar dan gemar mengajar tanpa pandang bulu meski usianya telah renta.
“Habib Saggaf, dikenal sebagai seorang cendekiawan Islam Indonesia asal Kota Palu yang lahir di Pekalongan. Ia adalah salah satu tokoh yang dihormati dalam masyarakat dan sering dikunjungi para pejabat negara untuk membahas masalah agama dan negara,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Alkhairaat Habib Ali bin Muhammad Aljufri.
Meski usianya sudah sangat sepuh, almarhum Habib Saggaf tidak pernah meninggalkan dakwahnya. Dia terus berdakwah di masjid dan di beberapa wilayah di Tanah Air.
“Alkhairaat berduka dan sangat kehilangan sosok ulama kharismatik itu. Allahumma firlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu. Innalilahi wainna ilaihi raji’un,” ujar Habib Ali.
Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah menyerukan dan mengajak seluruh warga setempat untuk mengibarkan bendera merah putih setengah tiang pada Rabu (4/8), guna mengenang dan menghormati jasa ulama besar Habib Saggaf Bin Muhammad Aljufri.
“Saya segera menginstruksikan para camat dan lurah agar mengumumkan kepada masyarakat untuk menaikkan bendera merah putih setengah tiang sebagai bentuk penghormatan dan mengenang jasa-jasa beliau,” kata Wali Kota Palu Hadianto kepada wartawan di Palu.
Ia menginstruksikan pengibaran bendera merah putih setengah tiang pada Rabu, karena menurut Wali Kota, Ketua Utama Alkhairaat itu merupakan tokoh nasional yang turut serta membantu pemerintah menjaga kedamaian, keharmonisan antarumat beragama di tanah air.
Berpulangnya tokoh panutan Sulteng, bukan hanya Abhaul Khairaat dan Alkahiraat merasa kehilangan, tetapi ini juga menjadi duka mendalam bagi warga secara luas, khususnya umat muslim di ibu kota Sulteng.
Betapa tidak, kecintaan dan pengorbanan Habib Saggaf terhadap umat selama ini sangat besar dalam rangka membimbing dan mengajarkan hal-hal kebaikan untuk saling menghargai satu sama lain sebagai makhluk sosial.
“Habib Sayyid Saggaf selama ini sangat konsisten memperjuangkan hal-hal yang bersifat keumatan dan Alkhairaat adalah tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun umat,” ucap Hadianto.
Habib Saggaf meninggal dunia pada Selasa (3/8) sekitar Pukul 15.50 Wita dalam usia 84 tahun di Rumah Sakit Alkhairaat Palu akibat penyakit yang dideritanya.
Wali Kota Palu berjanji, Pemkot akan memperhatikan Alkhairaat Palu sebagai pusat organisasi komunitas Islam terbesar di Indonesia Timur yang berkecimpung di dunia pendidikan dibangun ulama Arab berketurunan Indonesia Habib Idrus Bin Salim Aljufri sejak tahun 1930.
“Sudah menjadi kewajiban Pemkot Palu memperhatikan Alkhairaat, karena Alkhairaat menjadi ikon terbesar di kota ini,” ujar Hadianto. (antara)