Seperti contoh begini; pada saat salah seorang dari santrinya datang ke beliau atas hajat tertentu, biasanya Gus Muwafiq akan meminta Si Santri untuk membaca shalawat dalam jumlah tertentu sebelum meminta hajatnya pada Allah SWT.
Semakin besar hajat yang diinginkan, maka biasanya makin banyak shalawat dan istighfar yang harus dibaca. Sering kali para santri diminta membaca Shalawat Nariyah dan Istighfar sebanyak 4444 kali dalam semalaman. Di lain kesempatan, Gus Muwafiq mensyaratkan jumlah yang lebih.
Tujuan dari istighfar dan shalawat tak lain adalah menyucikan diri dari dosa dengan meminta ampun pada Allah SWT dan mengharap kedekatan pada Rasulullah SAW.
Baru setelah ritual penyucian diri itu dilakukan dengan baik, Si Santri memintakan hajatnya pada Allah SWT. Jadi bagaimana bisa seseorang yang begitu dekat dengan shalawat nabi Muhammad SAW dalam kesehariannya dianggap menghina Nabi Muhammad, kekasih yang disebut-sebutnya itu?
Permintaan Maaf dan Pelaporan FPI Tapi itulah Gus Muwafiq, seorang kiai yang dulunya aktivis Reformasi 1998 penentang Suharto, yang mengalah atas apa yang dituduhkan padanya saat ini.
Dengan enteng dia mengatakan ini semua sebagai risiko dari dakwah yang dilakukannya. Aku sendiri sempat protes atas permintaan maaf Gus Muwafiq.
Sebab selain bertujuan untuk menyederhanakan agar lebih mudah belajar tentang sosok Rasulullah, banyak referensi yang mendukung sosok Nabi Muhammad yang juga bisa mengalami hal manusiawai seperti itu, misalnya dalam novel “Muhammad Sang Pembebasnya†Abdurrahman Asy Syarwoqi.
Mendengar komplainku Gus Muwafiq mengatakan bahwa permintaan maafnya itu disarankan oleh seorang kiai sepuh NU. Mendengar itu, aku hanya mengangguk. Di dalam tradisi NU, hampir tidak ada hal yang lebih sakti dari dawuh kiai atau guru…
Walau begitu, sebenarnya aku menangkap ‘sirrun’ atau sesuatu yang tersembunyi di dalam redaksi permintaan maaf tersebut. Aku menangkap bahwa permintaan maaf itu adalah bentuk komunikasi Gus Muwafiq pada Allah SWT.
Saat Gus Muwafiq mengatakan “…Mungkin inilah cara Allah menegur agar lebih adab pada Rasulullah…†dalam permintaan maaf terbukanya, beliau memohon ampun pada Allah barangkali teledor dan kurang beradab pada Rasulullah SAW atas kalimat yang disampaikannya.
Beliau menyadari, bagaimanapun, manusia tempat salah dan khilaf…
Namun nampaknya sekelompok orang masih belum puas atas permohonan maaf Gus Muwafiq.
Tapi tetap saja FPI melaporkannya. Ini sebenarnya hal biasa jika kita mau sedikit observasi jejak rekam pelapor yang datang dari Front Pembela Islam. FPI sejak beberapa tahun yang lalu memang gamar melaporkan seseorang. Sebut saja Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, juga anak-anak Sukarno mulai Sukmawati, Rachmawati dan Megawati.