Gempa yang terjadi karena adanya aktivitas vulkanik di Gunung Salak, dan Gunung Salak dekat dengan Gunung Gede Pangrango yang aktivitas vulkanik nya belum terdeteksi oleh pihak BMKG.
Kawasan yang terkena bencana gempa terjadi di kaki Gunung Salak adalah Desa Garehong, Desa Purwabakti, Desa Cipeuteuy sekitarnya, dan telah dikabarkan seorang nenek bernama Mak Anuy (65) warga Kampung Pasir Masigit, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, rumahnya rusak akibat gempa bumi magnitudo 4.0, Jumat (8/12/2023).
“Semalam ibu lagi tidur, gempa sekitar jam dua, kamar hancur, dapur hancur. Bapak (suami) kan lagi sakit, untungnya bapak semalam tidur di kamar anak,” kata nenek Mak Anuy Jumat (8/12/2023) sore kepada hariankami.com dan editor.id.
Setelah kejadian gempa kondisi nenek Mak Anuy masih dalam keadaan was-was, karena gempa berkekuatan magnitudo 4,6 bisa menghancurkan rumahnya, Jumat, 8 Desember 2023.
Dari foto yang beredar di sosial media nampak tembok dapur dan kamar rumah nenek Mak Anuy ambruk akibat gempa bumi terjadi pada pukul 02:45 WIB.
Anak, cucu serta para tetangganya mengevakuasi barang-barang, kasur hingga perabotan dibawa keluar rumah.
Selain rumah nenek Mak Anuy ada juga beberapa rumah warga tetangganya yang mengalami kerusakan cukup parah.
Saat ini nenek Mak Anuy masih tinggal di rumahnya di ruang yang masih bisa ditempati.
Nenek Mak Anuy berharap ada bantuan dari Pemerintah untuk perbaikan rumahnya.
Suaminya dalam keadaan sakit. Nenek Mak Anuy mengaku tak bisa mengungsi, “Iya, nteu terang ngunsi kemana (tidak tahu mau mengungsi kemana?), di di ye’ wae lah (disini aja),” ujar nenek Mak Anuy sambil mengusap air matanya.
Terkait perkembangan situasi seismik di sekitar Gunung Salak, Bogor, Cianjur dan Sukabumi selama 3 hari berturut-turut, pihak BMKG mencatat 17 kali rentetan gempa bumi.
Pihak BMKG dalam laman resminya menghimbau kepada warga masyarakat di sekitar Gunung Salak agar selalu waspada dan mengikuti terus perkembangan informasi resmi dari BMKG. (tim)