Koster juga meminta pemerintah kabupaten/kota agar memperingati dengan mengadakan perayaan dan memasang spanduk dengan tema:
“Melalui Hari arak Bali Kita Tingkatkan Kesadaran Kolektif untuk Mengangkat Nilai dan Harkat arak Bali”, ujarnya, spanduk-spanduk itu untuk dipasang pada tempat-tempat yang strategis, dimulai tanggal 26 Januari 2023 kemarin.
Dan, yang terpenting adalah mengingatkan agar masyarakat tidak memaknai Hari arak Bali bukan sebagai hari mabuk-mabukan, melainkan untuk mengangkat kesadaran masyarakat agar meningkatkan nilai dan harkat martabat arak Bali di masyarakat di pulau Bali khususnya.
Gubernur Bali Wayan Koster pun mengundang semua pimpinan daerah, bupati, petani dan pengrajin arak bali yang tergabung dalam UMKM, para pengusaha maupun para General Manager hotel yang berada di Bali untuk merayakan turut serta merayakan Hari arak Bali yang diperingati pertama kalinya pada Minggu, 29 Januari 2023.
Peringatan Hari Arak Bali berlangsung di Bali Collection, Kawasan ITDC, Nusa Dua, Badung.
Kebetulan acara perayaan tersebut bertepatan dengan 3 tahun terbitnya Peraturan Gubernur Nomor 1 tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi Dan/atau Destilasi Khas Bali.
Hasil pemantauan editor.id, bahwa sebagian besar petani di pulau Bali belum mengetahui tentang peringatan Hari arak Bali tersebut, meskipun demikian kenyataannya, Pemprov Bali semakin gencar melakukan sosialiasi ke para petani maupun ke para perajin agar bisa memahami maksud dan tujuan penyelenggaraan peringatan Hari arak Bali.
Hasil dari rembugkan, pertemuan dengan sejumlah tokoh adat maupun para tokoh masyarakat setempat, bahwa telah disepakati Hari arak Bali dipusatkan di Jembrana, yang digelar secara sederhana di Angkringan Pergung Bahagia, Kecamatan Mendoyo, Minggu 29 Januari 2023, diikuti perayaan peringatan Hari arak Bali di setiap Kabupaten Kota.
Dari sekian banyak pengusaha UMKM yang memproduksi arak Bali, salah satunya yang berhasil diwawancarai adalah Kadek Dharma Apriana selaku pemilik warung Pan-Tantri di wilayah Sanur, di Denpasar Timur.
Kadek Dharma atau yang akrab disapa Dek Unggit Desti, mengaku sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah mengadakan perayaan Hari arak Bali diselenggarakan setiap tahunnya.
Pastinya menjadi pekerjaan tambahan sekaligus pemasukan tambahan untuk keluarga, hanya saja Unggit Desti ingin memberi masukan tambahan kepada pemerintah Provinsi Bali terkait pelegalan arak Bali khususnya di pulau Bali. (tim)