Gubernur Jatim Sikapi Musibah Ruko Ambruk di Jember

“Dua exkavator sudah dikirim, karena kondisi Jalan Sultan Agung yang tidak memungkinkan, maka kami hanya kirim dua. Di jalan ini banyak pipa PDAM, jadi tidak bisa terlalu banyak alat berat yang melintas, takut jebol dan berdampak pada 3000 sambungan rumah warga,” jelasnya.

Khofifah turun langsung ke badan sungai dan meninjau lokasi ruko yang ambruk.

Ia mengaku kaget karena bangunan ruko didirikan nyaris di atas sungai. Bahkan kondisi ruko yang masih berdiri juga sudang terlihat retak-retak yang cukup parah dan nyaris ambruk.

Oleh sebab itu ia mendorong agar tidak ada penundaan lagi dan pelaksanaan perobohan bangunan harus segera dilakukan. Namun yang ia tekankan perobohan harus dilakukan mengarah ke jalan, tidak mengarah ke badan sungai.

Sebab dikhawatirkan jika diarahkan ke badan sungai, akan terjadi penumpukan material dan ambruknya dikhawatirkan akan mengenai pemukiman warga yang ada di bawah atau di sekitar aliran sungai yang lebih rendah.

“Maka jalan ini memang harus ditutup dan saya meminta juga agar beban alat berat tetap dihitung. Karena di bawah jalan sultan agung ini ada jaringan pipa PDAM yang mengaliri 3.000 pelanggan, jangan sampai pecah,” tegasnya.

Hingga dini hari ini, sebanyak tiga unit alat eskavator tambak bekerja mengevakuasi bangunan yang ambruk. Tiga unit breaker juga sudah disiapkan. Besok rencananya akan datang crane yang digunakan untuk memudahkan mengangkut material dari sungai ke atas.

“Pengkajian beberapa kali memang sudah dilakukan dan PUPR merekomendasi agar segera dibongkar. Pada rapat berikutnya, satu bulan yang lalu saat saya datang ke Jember juga sudah dikatakan bahwa bangunan harus dibongkar karena nampak sekali ada pengeroposan di bawah dan dari keamanan tidak secure,” tandasnya. (tim JNR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: