“Kalau misalkan tidak memberi fasilitas yang selama ini digunakan menjadi milik negara untuk yang berbeda seperti besok Muhammadiyah lebaran 21 (April 2023), tidak perlu bikin larangan. Syukur lebih kalau silahkan gunakan, hari ini digunakan Muhammadiyah, besok digunakan tanggal 22,” ujarnya.
Haedar menyebut penggunaan satu lokasi untuk Salat Id yang berbeda hari tak membatalkan salah satu di antara keduanya. Bahkan, lokasi tersebut mendapat keberkahan dua kali lipat karena digunakan Salat Id berulang kali.
Haedar mengaku bisa saja menggelar Salat Id di berbagai fasilitas milik Muhammadiyah. Namun, ia ingin mengingatkan fasilitas negara adalah milik seluruh golongan.
“Kami bisa menyelenggarakan di tempat kami. Tapi yang kami inginkan adalah negara, pemerintah dengan segala fasilitasnya itu milik seluruh golongan dan rakyat,” katanya.
Mengutip perkataan Presiden Pertama Indonesia Sukarno dalam Pidato 1 Juni, Haedar menyebut bahwa Indonesia bukan milik satu orang, tapi milik semua untuk semua.
“Lebih dari itu, mari kita bangun bangsa ini menjadi lebih maju. Kalau persoalan-persoalan tadi itu kan persoalan rumah tangga kita berbangsa dan bernegara, ada dinamikanya tidak perlu didramatisasi,” ujarnya. (tim)