EDITOR.ID, Surabaya,- Disaat rakyat kecil butuh makan dan pekerjaan di sebuah desa di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur sedang dibangun sebuah gedung mewah bernama Museum SBY-Ani.
Bangunan yang awalnya tak terpantau publik itu sungguh menggegerkan. Betapa tidak! Bangunan ini didesain sangat mewah menyerupai Gedung termasyhur Capitol Hill di Amerika Serikat yang terdiri dari puluhan ruangan. Konon pembangunan gedung ini menghabiskan belasan miliar.
Gedung mewah ini dibangun konon hanya untuk menyimpan “harta” barang-barang koleksi milik Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sang istri, Any Yudhoyono.
Sebagian besar menampilkan pernak-pernik yang berkaitan dengan perjalanan SBY. Saksi sejarah tersebut menjadi rangkaian cerita sejak SBY menghabiskan masa muda di Kota 1001 Gua hingga menapaki karir di dunia militer.
Museum & Galeri Seni SBY bakal menjadi museum kepresidenan di Tanah Air. Selain menjadi ruang penyimpanan beragam koleksi Presiden Ke-6 RI, bangunan monumental diharap menjadi obyek wisata edukasi sekaligus mengilhami generasi muda.
Dua bendera juga tampak berkibar. Yakni bendera merah putih di sebelah kiri dan bendera berlogo Museum & Galeri Seni SBY*ANI di sebelah kanan. Pada bagian depan sepasang atap tampak kokoh dengan bagian atas sudah tertutup atap.
Pembangunan Museum nan mewah tersebut sontak menyeret Nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi sorotan publik terutama di Jawa Timur.
Hal ini konon karena rencana pendirian Museum SBY-Ani di Pacitan tersebut diduga mendapat kucuran dana sebesar Rp9 miliar dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sejumlah netizen di Twitter pun mencibir. Mereka menilai pembangunan museum itu tak memiliki urgensi sehingga berhak mendapatkan bantuan anggaran dari Pemprov Jatim.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim Heru Tjahjono mengonfirmasi soal anggaran dari Pemprov. Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Pacitan lah yang mengajukan permohonan dana hibah sebesar Rp9 M, sejak 2019.
“Pengajuannya 2019,” kata Heru, sebagaimana dilansir dari cnn indonesia, Rabu (17/2).
Anggaran itu sendiri, lanjut Heru, merupakan hibah bantuan keuangan (bk). Meski demikian dana hibah itu masih berada di APBD Kabupaten, dan belum dikucurkan hingga sekarang ke Museum SBY di Pacitan.
“Hibah itu belum diluncurkan uangnya, belum dipergunakan sampai sekarang, masih di APBD Pacitan karena ada hal-hal yang harus dicukupi, uangnya masih utuh Rp9 M,” ucapnya.
Jika Pemkab Pacitan ingin mencairkan dana itu, Heru mengatakan harus dipenuhi sejumlah persyaratan dan perlengkapan terlebih dahulu. Pasalnya, kata Heru, dana hibah sebesar Rp9 M tersebut pun sejatinya tidak hanya diperuntukkan untuk Museum SBY-Ani saja, tetapi juga untuk hal lain.
“Kalau uang itu mau dihibahkan ke Museum (SBY) harus ada kelengkapan lain,” ujar dia.
Terpisah, Bendahara Umum Partai Demokrat, Renville Antonio, mengatakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah meminta hibah tersebut ke pihak Pemprov Jatim. SBY diketahui sebagai pendiri dan pernah memimpin Demokrat sebagai Ketua Umum.
Kendati demikian, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemprov Jatim dan Pemkab Pacitan, yang sudah membantu dan memberikan perhatian dalam pembangunan museum tersebut.
“Pak SBY tidak pernah meminta. Jadi, ini murni. Kita berterima kasih kepada pemerintah provinsi dan kabupaten atas dorongan beliau membantu,” kata Renville saat dikonfirmasi.
Menurutnya, pembangunan museum ini bermula dari niat dan keinginan Yayasan Yudhoyono (Yudhoyono Foundation), untuk membantu Kabupaten Pacitan agar memiliki destinasi wisata edukasi yang baru.
“Museum ini cukup baik yang nanti bisa menjadi salah satu destinasi wisata pendidikan maupun lainnya,” ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya menilai andai ada bantuan atau hibah pemerintah daerah kepada yayasan, maka hal itu merupakan sesuatu yang wajar. Apalagi, sambungnya, peruntukkannya bagi destinasi wisata edukasi.
“Ini murni bantuan dan sepanjang pengetahuan saya itu dibolehkan. Karena ini membantu yayasan apalagi ini [museum] presiden,” katanya perihal museum SBY di Pacitan.
Renville sendiri, juga mengaku heran mengapa pembangunan Museum SBY-Ani ini mendadak ramai jadi sorotan publik sekarang ini, berdekatan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pacitan. Padahal pembangunannya sudah dimulai awal 2020 silam.
“Saya juga heran ketika ada ramai-ramai apalagi ramainya dipas-paskan dengan kedatangan presiden. Padahal, ini sudah cukup lama dan semuanya sudah sesuai mekanisme,” katanya.
Diketahui, baru-baru ini Jokowi telah melakukan kunjungan kerja ke Pacitan. Kedatangannya ke daerah kelahiran SBY itu adalah untuk meresmikan Bendungan Tukul pada Minggu, 14 Februari 2020.
Bendungan ini sangat bermanfaat karena dapat mengairi 600 ribu hektar sawah milik rakyat petani yang selama ini kekeringan karena selama berpuluh-puluh tahun dari Presiden ke Presiden nyaris tak ada pembangunan bendungan.
Barulah di masa pemerintahan Jokowi, mantan Walikota Solo ini bertekad membangun bendungan Tukul agar rakyat tak susah lagi. Dan kini hasil bendungan yang dibangun Jokowi sudah dapat dinikmati rakyat. Kini rakyat Pacitan tak kekeringan lagi di musim kemarau. (tim)