Foto Presiden Dicoret dan Sebar Ideologi Khilafah

Selain itu, di yayasan tersebut juga ditemukan banyak buletin terbitan HTI.

Bahkan di area itu tidak memiliki bendera merah putih sekalipun masih dalam momen agustusan. Tak hanya itu saja, foto wakil presiden masih belum diganti.

Uniknya saat ditanya siapa nama wakil presiden, kepala sekolah dari yayasan bersangkutan tak hafal. “Lucunya salah satu pimpinan yang lain ketika ditanya siapa Presiden dan Wakil Presiden, dia menjawab wakil presidennya adalah Amien rais,” jelas Muafi.

Namun, tutur Muafi, dalam pertemuan itu Zainulloh selaku pimpinan HTI menolak menyatakan sikap untuk tidak lagi menyebarkan ideologi organisasinya.

Zainullah malah menantang Banser membawa persoalan itu ke ranah hukum.

GP Ansor Bangil pun langsung melaporkan dua orang dedengkot HTI yang sudah menghina NU dan Habib Lutfi selaku panutan nahdiyini, serta presiden Jokowi sebagai kepala negara ke polisi.

Dua orang itu juga diduga menjadi otak penyebaran ideologi khilafah di wilayah Desa Kalisat, Kecamatan Rembang. Beberapa barang bukti itu langsung diamankan oleh polisi.

Terkait persoalan itu, GP Ansor dipastikan akan mengirim surat resmi ke Kemenag untuk mencabut izin sekolah. Karena mereka diyakini menyebarkan ideologi khilafah dengan berlindung di balik lembaga pendidikan.

“Kami akan berkirim surat ke Kemenag Kabupaten Pasuruan, agar mencabut izin,” tegas Muafi.

Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan mengatakan, sudah menerima laporan dari Banser. Rofiq memastikan setelah ini polisi akan langsung memproses laporan tersebut secepatnya.

“Kami akan melakukan pemanggilan saksi-saksi untuk langkah awal dan akan kita pelajari,” tegas Rofiq.

Penanggung jawab pendidikan Zainullah, menampik tudingan itu dengan mengatakan pihaknya tak lakukan pelanggaran ideologi yang dituduhkan.

“Mana buktinya? Silakan laporkan ke polisi, laporkan ke koramil dan pihak yang berwajib. Disidang, ok,” ucap dia, saat diklarifikasi.

Sebelumnya Ketua PC GP Ansor Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Saad Muafi membeberkan kronologi kejadiannya. Peristiwa berawal ketika seorang pemilik akun Abdul Halim diduga menyebarkan ujaran kebencian atau menghina ulama besar Pekalongan KH Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di media sosial Facebook.

Hinaan ini pun berbalas dengan anggota Ansor dan Banser hingga menyulut emosi.

Ansor dan Banser tak terima ulamanya dihina di media sosial oleh akun Abdul Halim. Posisi pemilik akun Abdul Halim pun dilacak oleh anggota Banser dan ditemukan posisi koordinatnya di sebuah Pondok bernama Al Hamidi Al Islamiyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: