EDITOR.ID, Jakarta,- FK Senica dikabarkan sedang terlilit masalah besar. Klub yang menaungi Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri merasakan atmosfer kompetisi sepak bola Eropa sedang dilanda krisis finansial. Tim berjuluk Zahoraci tersebut kabarnya terlilit hutang mencapai EUR 1 juta (sekitar Rp 15,7 miliar).
Akankah masalah keterpurukan finansial itu mengimbas kehadiran dua punggawa Timnas Indonesia yang merumput di Liga Slovakia itu.
Padahal FK Senica mengeruk keuntungan besar atas kehadiran Witan dan Egy. Dari penjualan lisensi untuk menyaksikan aksi Witan dan Egy via streaming, FK Senica meraih pendapatan besar dibanding jika tim ini tak memunculkan kedua pemain.
Selain itu FK Senica diuntungkan dengan pendapatan dari akun resmi media sosial Youtubenya. Sebelum Egy dan Witan bergabung jumlah viewer akun FK Senica hanya puluhan.
Namun setelah Egy dan Witan tampil di klub ini mendadak follower dan viewernya naik hingga ribuan kali. Satu video pertandingan yang diunggah FK Senica yang tadinya hanya ditonton 100 an kini mencapai diatas 2 juta viewer.
Bos FK Senica David Balda menyebut sejak Witan dan Egy ditampilkan di media sosial mereka, uang adsense dari YouTube mereka mencapai USD 13 juta (sekitar Rp 186 juta) per bulan.
Terlilit Utang Tak Mampu Bayar Pemain
Meski meraih pendapatan lumayan atas hak siar, media sosial, hingga jerseynya, FK Senica tetap saja mendapatkan masalah terlilit utang besar.
Akibatnya, para pemain pun merasakan hal yang pahit, termasuk Egy dan Witan. FK Senica disebut-sebut belum melunasi kewajibannya untuk menggaji pemain.
“Pemain tidak akan menerima gaji hingga akhir tahun. Mereka tidak akan mendapat tunjangan tempat tinggal dan konsumsi. Bahkan, mereka harus ke tempat latihan menggunakan mobil pribadi,” bunyi pernyataan Sports SK.
Salah satu pemain FK Senica, Petr Pavlik, akhirnya memberanikan diri buka suara. Dia menyebut krisis finansial yang dialami timnya berdampak luas bagi pemain dan keluarganya.
“Ini adalah tamparan keras tidak hanya bagi pemain, tetapi juga keluarga, orang tua, dan teman-teman. Mereka akhrinya yang membantu kami,” ucap Pavlik.
Krisis finansial ini dikhawatirkan berdampak langsung terhadap kelangsungan karier Egy dan Witan di FK Senica.
Sebelumnya, klub yang berdiri sejak 1921 ini sudah memecat direktur tim, David Balda. Mungkinkah nasib serupa akan dialami Egy dan Witan?
FK Senica resmi memecat direktur tekniknya, David Balda. Pengumuman itu mereka sampaikan lewat laman resmi klub. “Manajemen dan David Balda sepakat untuk berpisah dan segera menghentikan kerja sama,” bunyi pernyataan FK Senica.
“Kami mengucapkan terima kasih dan mendoakan yang terbaik untuknya,” imbuh klub berjuluk Zahoraci itu.
Sesuatu yang Mengejutkan David Balda merupakan sosok penting di balik kehadiran Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman di FK Senica. Dia mendaratkan Egy ketika baru tiga bulan menjabat sebagai direktur teknik.
Kini, tanpa kehadiran Balda, nasib Egy dan Witan juga cukup terancam. Pasalnya, dua bintang Timnas Indonesia itu belum juga berhasil mendongkrak prestasi FK Senica di Liga Slovakia.
Tercatat, klub yang berdiri pada 1921 itu menelan tiga kekalahan dari lima laga terakhirnya. Untuk saat ini Egy dan Witan mungkin bakal bermain sampai akhir musim.
Namun, bukan tidak mungkin keduanya bakal bernasib sama seperti Balda jika tidak segera mendongkrak prestasi tim.
FK Senica Keruk Keuntungan dari Egy dan Witan
FK Senica sukses meraup keuntungan besar dari menghadirkan Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman. Dampak berkah yang paling besar ialah meningkatnya subsribers YouTube resmi klub Liga Slovakia tersebut.
YouTube FK Senica kebanjiran pengikut sejak kedatangan Egy dan Witan.
Sebelumnya, mereka hanya memiliki 1000-an subsribers, tetapi kini meningkat drastis menjadi 117 ribu per Selasa (8/3/2022).
Video yang menampilkan Egy Maulana Vikri tercatat sudah ditonton oleh 2,6 juta viewers. Jumlah itu menjadi yang terbanyak dibanding video FK Senica lainnya.
Mereka pun sadar akan potensi besar Egy dan Witan dari segi bisnis. Karena itu, FK Senica mulai rajin mengepos foto atau video yang berbau dua penggawa Timnas Indonesia tersebut.
Melansir News Beezer, strategi itu rupanya berdampak positif bagi keuangan klub. Bos FK Senica David Balda menyebut uang adsense dari YouTube mereka mencapai USD 13 juta (sekitar Rp 186 juta) per bulan.
Bahkan, uang tersebut digunakan FK Senica untuk membayar hutang mereka. “Utang (klub, red) sedikit berkurang. Kami juga telah menyelesaikan beberapa hal,” tutur David Balda. (tim)