EDITOR.ID ? Surabaya, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, mendorong kreasi kuliner berbahan dasar singkong sebagai inovasi ketahanan pangan. Ini karena Jawa Timur menjadi salah satu wilayah yang cocok ditanami singkong.
?Akan tetapi, sangat sulit untuk memperoleh harga yang kompetitif,? katanya.
Karena itulah, perlu adanya invonasi untuk mengolah singkong. Ada satu opsi mengolah singkong menjadi tepung modified cassava. Akan tetapi, tepung modified cassava ini begitu dibuat oleh pabriknya orang kesulitan mendapat singkongnya karena harga beli untuk singkong yang kurang kompetitif.
?Tepung modified cassava ini kita masih punya kompetitor tepung terigu di mana bahan baku tepung terigu ini di impor ke indonesia ini dengan harga yang sangat murah,? ujar suami Arumi Bacshin ini.
Selain itu, yang menjadi pekerjaan rumah selanjutnya adalah meningkatkan produksi olahan singkong. Jika produksi olahan singkong bisa diperbanyak, maka akan banyak sekali kreasi-kreasi kuliner singkong, sehingga nantinya bisa membuat harga singkong lebih kompetitif.
?Kalau produksi olahan singkong ditingkatkan, keberadaan singkong di Jawa Timur juga harus ditingkatkan. Petani juga harus didorong untuk menanam singkong. Mereka harus berpikir ada saham tuh di dalam produk olahan ini,? ujarnya.
Selain soal jumlah produksi singkong yang beluim maksimal, lamanya panen singkong juga menjadi kesulitan tersendiri. ?Ini juga harus dicari solusinya,? ujar dia.
Jika produksi singkong sudah memenuhi standar, kemasan dan sajian dari olahan modified cassava juga harus dibuat lebih menarik. Karena itulah seharunya memiliki strategi branding yang kuat.
?Cita rasanya juga diperhatikan, karena kita perlu kreatifitas dalam menyajikan olahan singkong ini,? kata mantan Bupati Trenggalek ini. (Tim)