Soal utang negara, tulis Gontha, sepanjang pemerintahan Jokowi tercatat sekitar Rp1.644,22 T. Bila utang Era Jokowi tadi ditambah dengan utang Era SBY (sampai tahun 2014 sebesar Rp2.608,8 T), memang jumlahnya besar sekali. Per-Juli 2018, tercatat Rp4.253,02 T.
Jadi, utang Jokowi hanya Rp 1.644,22 T. Tapi oposisi mengangkatnya menjadi Rp5.000 T. Padahal, jika cermat hitung-hitungannya, utang Jokowi jauh lebih kecil dibanding utang SBY.
Pertanyaan berikutnya – tulis Gontha – manfaat apa yang dirasakan rakyat dari utang Era Jokowi?
Ini Jawabannya
Pembangunan infrastruktur secara massif di seluruh Indonesia! mulai infrastruktur air, pertanian, listrik, BBM (satu harga), dan jalan raya. Semua wilayah terisolasi dibuka. Jokowi membuka gerbang konektivitas seluruh nusantara. Mulai dari wilayah terpencil, termasuk perbatasan (dengan negara lain), dan wilayah terdepan di pulau-pulau kecil di tengah Samudera Hindia dan Pasifik.
Tak hanya itu. Ada yang luput dari perhatian publik. Jokowi selain menambah utang, juga membayar utang yang jumlahnya cukup besar.
Total utang jatuh tempo dari 2014 (Era SBY) hingga 2018 (Era Jokowi) yang dibayar pemerintah mencapai Rp1.628 T. Utang yang dibayar ini merupakan pinjaman dan surat berharga negara (SBN).
Pada tahun 2014 Pemerintahan Jokowi membayar utang jatuh tempo Rp237 T. Tahun 2015 sebesar Rp226,26 T. Tahun 2016 sejumlah Rp322,55 T. Tahun 2017 sebesar Rp350,22 T. Bahkan tahun 2018 di tengah isu miring, Jokowi membayar utang senilai Rp492,29 T.
Jokowi berutang Rp1.644 T, tetapi mampu membayar utang Rp 1.628 T. Artinya, utang Jokowi sejatinya cuma Rp16 T dalam 4 tahun kepemimpinannya.
Bandingkan dengan utang tinggalan SBY selama 10 tahun yang mencapai Rp2.608.8 Triliun.
Mengapa Era SBY utangnya demikian besar? Karena untuk menyubsidi BBM Rp300 Triliun/tahun. Belum lagi rente yang dicatut broker minyak Petral di Singapura. Kedua kanker tersebut telah dipotong Jokowi.
Gontha – akuntan handal lulusan Praehap Institute di Belanda itu bertanya, apakah hal itu bisa disebut gali lubang tutup lubang? Tidak. Hanya pebisnis anak papi dan mami yang menyatakan pemerintah berutang untuk gali lubang tutup lubang – tulis mantan Vice Presiden American Express Bank Asia yang mulai berbisnis dari bawah itu.
Jokowi, sebelum jadi presiden adalah pengusaha handal. Ia bukan pengusaha rente. Bukan pengusaha papa minta saham.
Hidup dalam berbisnis, tulis Gontha, perlu modal. Dan modal didapat dari utang. Dengan berutang, pelaku bisnis bisa membeli aset, atau alat penggerak usaha. Hasilnya bisa untuk membayar utang.