Dzulhijjah Masuk Bulan Suci, Perbanyak Amalan Ini di 10 Hari Pertama Rasakan Keutamaannya

Kemuliaan dan keagungan yang ada pada bulan Dzulhijjah tidak perlu diragukan lagi. Bahkan, para ulama berbeda pendapat perihal lebih utama dan mulia mana antara sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Dengan kata lain, bulan ini memang memiliki kekhususan dan keutamaan tersendiri yang tidak bisa dijumpai dalam bulan-bulan yang lainnya.

Ilustrasi Ibadah Haji

Jika ditanya, manakah sebenarnya yang lebih utama antara sepuluh hari pertama dan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan? Maka jawabannya sebagaimana penjelasan lanjutan Syekh Abdurrahman al-Mubarakfuri, bahwa keduanya memiliki keutamaan yang berbeda dari yang lainnya. Keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ada di siang hari, sementara keutamaan 10 terakhir Ramadhan ada di malam hari.

Maksudnya, siang hari pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah lebih mulia daripada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan hari-hari yang lain, karena pada hari-hari tersebut terdapat hari Arafah, yang merupakan paling utamanya siang hari.

Sedangkan sepuluh malam hari terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari pada sepuluh malam sepuluh pertama bulan Dzulhijjah dan malam-malam yang lainnya. Sebab, malam-malam tersebut bertepatan dengan turunnya lailatul qadar. (al-Mubarakfuri, juz III, halaman 387).

Lantas, adakah amalan-amalan berupa bacaan khusus yang dianjurkan untuk dibaca pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah?

Amalan yang Dianjurkan di Bulan Dzulhijah

Puasa pada Hari Arafah

Salah satu momen penting dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari ke-9, yaitu Hari Arafah. Puasa pada Hari Arafah memiliki keutamaan yang besar, di mana Rasulullah SAW bersabda,

“Puasa Hari Arafah akan menghapuskan dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang.” Oleh karena itu, menjaga puasa pada Hari Arafah adalah kesempatan emas untuk mendapatkan pengampunan dan keberkahan dari Allah.

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُوْرَاَء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً

Artinya: Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah)

Perbanyak Amalan Tahlil, Dzikir dan Takbir

Merujuk penjelasan Syekh Abdul Hamid bin Muhammad bin Ali bin Abdul Qadir al-Maki, dalam salah satu kitabnya ia menjelaskan beberapa amalan-amalan bacaan yang dianjurkan untuk dibaca di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah.
Amalan tersebut berdasarkan hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi, yaitu:

مَا مِنْ أَيَّام أَفْضَلُ عِنْد اللَّه وَلَا الْعَمَلِ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّام، أَيَّامُ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيل وَالتَّكْبِير وَذِكْرِ اللهِ، فَإِنَّهَا أَيَّامُ التَّهْلِيْلِ وَ التَّكْبِيْرُ وَ ذِكْرُ الله وَإِنَّ صَيَامَ يَوْمٍ مِنْهَا يَعْدِلُ بِصِيَامِ سَنَةٍ، وَالْعَمَلُ فِيْهِنَّ يُضَاعَفُ سَبْعَمِائَةِ ضِعْفٍ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: