Dulu Sesumbar, Kini Presiden Erdogan Menyerah

EDITOR.ID, Ankara,- Virus Corona tak mengenal negara kuat atau negara lemah, pemimpin hebat atau tidak. Semua diserang dan digerogoti wabah ini tanpa pandang bulu. Termasuk negara Turki yang awalnya menganggap sebelah mata.

Sempat sesumbar Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki yang memiliki populasi sekitar 83 juta, akan mampu menghentikan penyebaran Corona. Tak butuh waktu lama bagi Turki untuk mengatasi wabah dalam dua hingga tiga minggu. Dan dengan arogannya Turki baru melaporkan kasus virus corona pertamanya sekitar dua minggu lalu.

Kesombongan yang sama juga dilontarkan Menkes Koca. Ketika mengumumkan kasus pertama dua pekan lalu, dia mengatakan bahwa Turki sangat siap menghadapi wabah mematikan tersebut.

“Ini merupakan kasus pertama terkonfirmasi di negara kami. Diagnosis virus corona dilakukan lebih awal dan jika itu menyebar maka hanya terbatas. Negara kami telah mempersiapkan ini, semua langkah pencegahan penyebaran virus telah diantisipasi,” kata Koca saat konferensi pers, Rabu (11/3/2020).

Tapi apa yang terjadi? Hanya dalam dua pekan, negeri yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut, kini sudah mencatat lebih dari 3.629 orang dinyatakan positif terinfeksi.

Lonjakan kasus di Turki lebih buruk ketimbang sebagian besar negara lain.

Sekitar 40.000 tes telah dilakukan termasuk sekitar 7.000 tes dalam 24 jam terakhir, menunjukkan Turki ingin memenuhi target Menteri Kesehatan Fahrettin Koca yang ditetapkan seminggu lalu.

Jumlah itu hanya dua pertiga dibandingkan tes yang dilakukan di Korea Selatan dimana negeri ginseng itu melakukan lebih banyak tes setiap harinya daripada Turki.

Untuk mengatasi virus itu, Ankara telah menutup sekolah, kafe dan bar, melarang shalat berjamaah, dan menunda pertandingan olahraga dan penerbangan.

Pemerintah pun telah gagal memenuhi target untuk melakukan 10.000 tes per hari.

“Angka tes kami rendah. Kami tentu tidak siap. Negara-negara yang siap harus memiliki angka tes tinggi,” kata Sinan Adiyaman, ketua Asosiasi Dokter Turki (TTB).

Pemerintah mengatakan telah mengambil langkah-langkah tepat waktu untuk menunda wabah. Tetapi Adiyaman mengatakan Turki lambat dalam beberapa langkah, termasuk menangguhkan liga olahraga dan mengkarantina yang datang dari luar negeri.

“Sekitar 200.000 orang tiba dari luar negeri sejak wabah dimulai, dan mereka hanya diberikan tes demam sederhana dan dilepaskan di seluruh Turki dengan cara yang tidak terkendali,” katanya.

“Anda tidak bisa melawan pandemi dengan cara ini,” tegas dia. Sejauh ini, virus corona menewaskan 75 orang di Turki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: