EDITOR.ID, Jakarta,- Selama dipercaya menjadi Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, rapornya hanya bikin gaduh masyarakat. Dulu terseret kasus impor beras 1 juta ton disaat petani sedang panen raya. Kini pak Menteri gagal lagi mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng.
Ketika dulu terseret kasus impor beras 1 juta ton, Pak Menteri Lutfi hanya bisa melontarkan kata-kata minta maaf. Dalam kasus kelangkaan minyak goreng menteri asal Partai Golkar ini kembali hanya bisa menggunakan “senjata” minta maaf.
Kini Muhammad Lutfi kembali meminta maaf kepada masyarakat karena tidak bisa hadapi mafia minyak goreng. Dan ujung-ujungnya Pak Mendag mengkambinghitamkan “mafia minyak goreng” sebagai aktor dibalik masalah kelangkaan.
Meski ia pejabat negara dan punya kekuasaan, namun Lutfi mengaku tak mampu menjangkau dan menghadapi kekuatan mafia minyak goreng.
Permohonan maaf Mendag Lutfi sontak mendapat sorotan dari warganet hingga menyerukan dan mendesak Lutfi mundur dari jabatannya sebagai Menteri.
Sorotan warganet ini ditulis melalui media sosial Twitter sebagaimana dilihat pada, Kamis 17 Maret 2022.
?kalau nggak becus kerja tuh mundur, jangan Cuma minta maaf doang gaji masih lancar masuk rekening. Rakyat makin sengsara gara-gara jenis spesies bapak ini?, tulis warganet.
Salahkan Mafia
Sebelumnya, Mendag Lutfi menduga jika kelangkaan minyak goreng beberapa bulan terakhir disebabkan oleh mafia yang mengambil keuntungan dari menimbun minyak goreng sehingga berbagai kebijakan yang telah dibuat tidak efektif.
?Dengan ini kami menyampaikan permohonan maaf, Kementerian Perdagangan tidak dapat mengontrol karena ini sifat rakus manusia dan jahat?, kata Mendag Lutfi, sebagamana dikutip dari laman CNN Indonesia.
Mendag Lutfi juga mengatakan jika pihaknya memiliki keterbatasan wewenang dalam undang-undang untuk mengusut tuntas masalah mafia dan spekulan minyak goreng.
Olehnya itu, Mendag Lutfi meminta kepada Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri untuk mengusut tuntas mafia dan spekulan minyak goreng. Dia mengatakan jika kebijakan yang bisa ia ambil hanya sebatas mengatur pasokan.
?Sementara ini kami punya datanya tapi datanya sedang diperiksa oleh polisi, oleh Satgas Pangan, tetapi keadaannya sudah menjadi sangat kritis dan ketegangan yang mendesak?, katanya lagi.
Dia meyakini jika ada mafia dan spekulan yang menimbun dan menyelundupkan minyak goreng, pasaknya minyak goreng yang sudah digelontorkan usai penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Domestic Market Obligation (DMO) seharusnya sudah mencukupi kebutuhan, tapi malah menjadi langka. (tim)