Tepatnya setelah sebelumnya tim beregu putri yang terdiri dari Wynne Prakusya, Angelique Widjaja, dan Liza Andriyani serta Wukirasih Sawondari mempersembahkan emas pada Asian Games 2002 di Busan, Korea Selatan.
Khusus untuk ganda campuran menjadi emas pertama setelah duet Yayuk Basuki/Suharyadi meraihnya di Asian Games Beijing, China pada 1998.
Deretan prestasi ini menunjukkan upaya dan program pembinaan yang dilakukan oleh PELTI dibawah kepemimpinan Rildo sebagai pembina tenis lapangan di Indonesia sudah berada dijalur yang tepat.
Tak hanya itu, Indonesia boleh berbangga, selain untuk pertama kalinya mendapatkan kepercayaan menyelenggarakan International Tennis Federation (ITF) Regional Coaches Conference di Bali, pada tahun 2022. Indonesia juga untuk pertama kalinya memiliki pelatih ITF level 3, Martin Setiawan.
“Oleh karena itu dalam musyawarah nasional Pelti dalam waktu dekat ini saya mendukung Rildo Ananda Anwar dan mengharapkan pengurus daerah memilih sosok yang sangat layak untuk memimpin PP Pelti periode 2022-2027,” kata Asri Hadi.
Menurut Asri Hadi, soal urusan pekerjaan mencari nafkah Rildo sudah selesai. “Beliau kini akan fokus untuk mengabdikan seluruh hidupnya total kepada dunia tenis, beliau tak lagi mencari hidup dari olah raga tenis, namun beliau akan berjuang membangun kesejahteraan bagi atlet tenis nasional,” pungkas Asri Hadi.
Rildo selaku Ketum PP Pelti periode periode 2017-2022 berharap pelaksanaan musyawarah nasional berjalan lancar.
“Semoga agenda musyawarah nasional kali ini bisa berjalan dengan lancar,” kata Rildo.
“Saya berharap pengurus Pelti periode 2022-2027 bisa melanjutkan kerja keras kepengurusan sebelumnya untuk mengangkat prestasi tenis dan mengharumkan nama bangsa Indonesia”, sambungnya.
Jelang akhir masa jabatan sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PP Pelti), Rildo Ananda Anwar terus melakukan pembenahan tata kelola organisasi hingga pembinaan tenis di Tanah Air. (tim)