Bentuk promosi tersebut diwujudkan dalam webinar bertajuk “Javanese Shadow Theather” pada Jumat (18/9/2020) yang digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern (KBRI Bern) untuk Konfederasi Swiss merangkap Liechtenstein pada Jum
at (18/9/2020).
Acara tersebut diselenggarakan atas kerja sama KBRI di Bern, Swiss dan Liechtenstein yang bekerja sama dengan Museum Rietberg, Zurich dan Union International de la Marionnette Indonesia (UNIMA).
Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein Prof. Dr. Muliaman Hadad mengatakan kegiatan ini digelar sebagai langkah aktif pemerintah Indonesia memperkenalkan Budaya Nusantara kepada dunia internasional.
“Ini adalah langkah untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia kepada dunia dengan tujuan menarik lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi Indonesia di waktu mendatang,” ungkap Muliaman dalam opening speechnya yang disiarkan secara live dari Bern, Swiss.
Selain itu, kata Muliaman, langkah ini akan membuka gerbang kerja sama Indonesia dengan Swiss dan Liechtenstein dalam berbagai lini bisnis.
Situasi Pandemi
Ia menambahkan, meskipun situasi pandemi membuat banyak aktivitas terhenti, namun dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, tantangan itu bisa diatasi.
“Meskipun dalam masa pandemi seperti ini, dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini, kita masih bisa menikmati pergelaran wayan kulit, sebagai salah satu identitas budaya Indonesia secara virtual,” tambah Muliaman.
Dalam performance kali ini, Muliaman mengungkapkan KBRI di Bern akan menyuguhkan dan memperkenalkan tentang sejarah dan pertunjukan seni Wayang Kulit.
“Wayang sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya bayangan atau shadow,” paparnya.
Lebih jauh Muliaman membeberkan, KBRI di Bern, Swiss telah sukses menggelar kelas bahasa Indonesia yang membuat warga Swiss antusias dan kuota kelas penuh setelah 10 menit pendaftaran dibuka.
Kelas bahasa Indonesia
Kelas bahasa Indonesia yang digelar secara virtual ini dilaksanakan pada Senin, 14 September 2020. Belasan warga Swiss akan mempelajari bahasa Indonesia tingkat dasar selama sepuluh minggu ke depan.
Hadir dalam webinar tersebut antara lain Direktur Deputi Museum Rietberg, Zurich, Dr. Johannes Belts, Curator Javanese Shadow Theater Exibition, Eva Von Reumont, Presiden UNIMA Indonesia, Ambassador Samodra Sriwidjaja.