Blora, EDITOR.ID, – Dua Kementerian yaitu Menteri Pertahanan (Menhan) RI Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah
Kegiatan ini dalam rangka temu akbar Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) se-Jawa Tengah, yang dipusatkan di lapangan Kridosono, Blora. Kamis, (18/01/2024)
Kedatangan Menteri Pertahanan dan Menteri Pertanian disambut oleh Pj. Gubernur Jateng Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Tandyo Budi R., Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, Danrem 073/MKT Kolonel Inf Purnomosidi, Forkopimda Blora.
Pada kunjungannya, Kementerian Pertanian RI menyerahkan bantuan secara simbolis kepada perwakilan LMDH. Bantuan hortikultura yang diserahkan berupa benih tanaman buah 100.000 batang (alpukat, kelengkeng, durian dan mangga), bantuan tanaman pangan berupa benih jagung dan benih padi, bantuan ternak 150 ekor kambing, 1.000 ekor ayam serta bantuan perkebunan berupa bibit kelapa, mate, dan tebu.
Dalam kesempatan ini, Menteri Pertanian mengajak semua pihak, termasuk penyuluh pertanian, Babinsa dan Babinkamtibmas untuk terlibat aktif dalam mendukung keberhasilan program peningkatan produksi pertanian.
“Diminta atau tidak diminta Babinsa dan babinkamtibmas harus terlibat secara langsung membantu masyarakat,” pintanya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengatakan, pangan adalah suatu komoditas yang strategis, tanpa pangan tidak ada negara, tanpa pangan tidak ada peradaban manusia. Karena itu, sejak pensiun dari tentara dirinya aktif berjuang di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), serta Induk Koperasi Unit Desa (INKUD).
Harus Bisa Produksi Pangan Sendiri
“Bangsa kita, republik kita, negara kita harus bisa produksi pangan sendiri tidak perlu dan tidak boleh kita import dari luar. Ini harus menjadi tekad kita,” ungkapnya.
Prabowo berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang menunjuk Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian. Pasalnya, Amran adalah seorang anak petani, seorang anak Babinsa, seorang yang mengerti pertanian tapi sebagai pakar, sebagai teknokrat.
“Sebagai pemimpin, beliau tetap menguasai dan bertekad untuk mengurus dengan sebaik-baiknya masalah pertanian,” terang Menhan.
Meski demikian, Menhan menegaskan bahwa masyarakat Indonesia harus bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri melalui swasembada pangan. Bahkan, lanjutnya, negara Indonesia harus menjadi pemasok bahan pangan ke luar negeri.