Doktor Leiden University, Adrenalin nya Bela Rakyat Kecil

EDITOR.ID, Jakarta,- Kepiawaian dan kejelian Presiden Joko Widodo dalam menemukan para pembantunya dari putra putri terbaik bangsa ini, banyak diapresiasi publik. Salah satu sosok yang menjadi pilihan terbaik Jokowi adalah Surya Tjandra. Dia dipilih Jokowi untuk membenahi keruwetan kasus hukum pertahanan di Badan Pertanahan Nasional yang kemudian memicu maraknya isu konflik tanah. Umumnya soal hak waris atas tanah.

Tjandra dipasang Jokowi mendampingi Menteri Agraria Tata Ruang/ Badan Pertahanan Nasional (BPN) Sofyan Djalil menjadi Wakil Menteri.

Apa yang sudah diputuskan Jokowi sangat tepat. Praktisi dan dosen Hukum yang disodorkan dari kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menyimpan potensi besar. Meski sosoknya low profile, Surya Tjandra adalah mutiara yang terpendam.

Surya Tjandra, Kader PSI Yang Jadi Wakil Menteri (Ist)

Selain sosok Surya Tjandra yang cerdas, sederhana dan berkarakter, pilihan Jokowi terhadap kader PSI ini tergolong istimewa. Presiden Jokowi tercatat dalam sejarah baru di Indonesia dengan memilih kabinetnya dari kelompok minoritas : Tionghoa dan difabel Surya Tjandra menjadi wamen ATR/BPN.

Ini adalah langkah maju Presiden menghargai kelompok ini semoga bisa bekerja dengan baik dan tidak ada batasan lagi untuk memberi kontribusi membangun NKRI.

Pagi itu Surya Tjandra datang tergopoh-gopoh tanpa ada yang mendampingi. Dengan langkah cepat ia memasuki gerbang istana. Protokol sudah mengenali beliau dan mempersilahkan masuk.

Kini tugas berat menanti pria bernama lengkap Dr. Surya Tjandra, S.H., LL.M. Memperjuangkan hak atas tanah bagi rakyat. Namun jika melihat jejak rekam, komitmen dan pengetahuan hukumnya, kehadiran Surya Tjandra tak akan diragukan.

Mungkin banyak yang belum tahu, jika Surya yang berlatar belakang dari keluarga sederhana ini adalah lulusan dari sekolah hukum terbaik di dunia, Universitas Leiden, Belanda. Kampus di Belanda yang selama ini menjadi rujukan hukum Indonesia.

Bahkan Tjandra menjadi orang Indonesia pertama yang memberikan kuliah terbuka di Van Vollenhoven Institute, Universitas Leiden, Belanda.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini meraih Master hukumnya di School of Law, University of Warwick, Inggris.

Meski belajar hukumnya di sejumlah Perguruan Tinggi ternama, kaki Surya tetap menjejak bumi. Ia menyadari, berbagai pengetahuan yang diperolehnya, haruslah bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.

Karena itu, Tjandra mengabdi di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang menyediakan bantuan hukum bagi rakyat miskin dan terpinggirkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: