Jakarta, EDITOR.ID,- Djohermansyah Djohan dan Jose Rizal kembali tandem menulis buku. Karya terbaru mereka direncanakan bakal meluncur pada minggu ketiga Februari 2025. Mengambil judul Koki Otonomi: Resep Memajukan Pemda, buku terbitan Kompas ini memuat 504 halaman full color.
Ketua Dewan Redaksi EDITOR.ID yang juga wartawan senior, Asri Hadi menilai buku terbaru karya Djohermansyah Djohan dan Jose Rizal ini sangat besar muatan teori dan praktek ilmu pemerintahan. Buku ini bisa menjadi referensi yang terbaik bagi para kepala daerah dalam pengelolaan pemerintahan.
“Saya menyambut baik terbitnya buku ini, dan saya berharap para kepala daerah terpilih baik itu Bupati dan Gubernur seluruh Indonesia sebaiknya membaca buku ini agar lebih memahami cara memajukan Pemda dimana mereka menjadi pemimpinnya,” ujar Asri Hadi di Jakarta.
Menurut Asri Hadi, sosok Prof Djohermansyah Djohan sudah tak diragukan lagi ilmu dan pengalaman empiris dalam bidang ilmu pemerintahan. “Beliau sosok yang ahli dalam ilmu pemerintahan karena selain dibesarkan di dunia akademis, beliau juga sudah puluhan tahun malang melintang sebagai birokrat hingga petinggi di Kementrian Dalam Negeri masa itu,” kata Asri Hadi.
Sejumlah nama tenar pun turut memberikan testimoni seperti Boediono, Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Ganjar Pranowo, Mahfud MD, Gamawan Fauzi, Bima Arya Sugiarto, Abraham Samad, Budiman Tanueredjo, Eko Prasodjo, J. Kristiadi, Sukidi, dan banyak lagi lainnya.
Hal tersebut dikemukakan salah seorang penulisnya, Jose Rizal saat diwawancarai pada Minggu pagi (19/1/2025).
”Ini buku kedua yang kami tulis bersama. Buku pertama yakni Koki Otonomi: Kisah Anak Sekolah Pamong juga diterbitan oleh Kompas empat tahun lalu telah disambut hangat oleh khalayak pembaca baik dari kalangan birokrat, para politisi, kaum intelektual, hingga pemerhati dunia politik dan pemerintahan Indonesia. Terbukti, buku tersebut tiap tahun dicetak ulang.” ujar Jose Rizal dalam keterangannya.
Jose yang juga menulis buku Sang Guru Pamong, Kesatria Sabang Merauke, dan banyak lagi lainnya, optimis buku kedua ini bakal lebih diminati oleh pembaca.
“Saya pikir momentumnya pas. Ini masa-masa awal pemerintahan baru yang memerlukan berbagai masukan kebijakan politik dan pemerintahan ke depan. Isu-isu yang kerap menjadi sorotan publik, kami tulis di sini dan kami menyertakan solusinya,” bebernya.
”Secara komprehensif problem pemda kami paparkan. Mulai paradoks antara teori dan implementasi kebijakan otonomi daerah, demokrasi lokal, kepemimpinan pemda, soal etika pemerintahan, hubungan pusat-daerah, fiskal daerah, inovasi birokrasi, hingga akhirnya memberikan resep-resepnya. Sekali lagi, buku ini bukan hanya merangkum keganjilan, namun juga menggenapkannya dengan memberikan resep jalan keluar.” ulas ASN Kemendagri ini.