EDITOR.ID, Jember,- Sungguh perjuangan yang sangat berat. Bupati Jember Faida menjelang keikutsertaannya bertarung di Pilkada 2020 mendapat cobaan luar biasa. Pertama, ia mendapat surat teguran keras dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dengan tudingan melanggar protokol kesehatan saat mendaftarkan pencalonan ke KPUD Jember.
Kedua, Faida kembali tersandung masalah ketika Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjatuhkan sanksi kepada bupati cantik ini, enam bulan tanpa gaji dan fasilitas karena keterlambatan penyusunan Perda APBD 2020.
Faida tampaknya tegar dan tabah menghadapi terjalnya perjalanannya menjelang Pilkada Jember. Namun ia tidak tinggal diam. Wanita lulusan Sarjana Kedokteran ini bersuara tajam dan meluruskan soal surat teguran dari Mendagri.
“Saya menyadari bahwa memang memprihatinkan situasi pandemi saat pendaftaran tersebut. Jumlah massa yang mengikuti lebih banyak dibandingkan jumlah yang tersampaikan dan dikoordinasikan,” kata Faida saat dikonfirmasi wartawan di Pendapa Wahyawibawagraha Jember, Jumat (11/9) sore.
Dalam surat tegurannya Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menganggap Faida telah melakukan pelanggaran protokol kesehatan dalam tahapan pilkada yakni saat melakukan pendaftaran ke Kantor KPU Jember dengan membawa ribuan massa pendukung.
Perempuan berusia 51 tahun itu mengaku tidak bisa menghalangi animo masyarakat yang sangat antusias untuk mengantarkannya mendaftar sebagai bakal calon bupati di Kantor KPU Jember pada Minggu (6/9/2020).
Selama ini pihaknya selalu melarang pendukungnya untuk turun ke lapangan.
“Selama ini terlalu sering saya melarang mereka turun ke lapangam, seperti pada saat pemakzulan yang disampaikan DPRD Jember dan ketika ada banyak masalah dinamika politik,” ucap bupati perempuan pertama di Jember itu.
Menurutnya, para pendukungnya sudah sangat patuh terhadap permintaannya untuk tidak berkumpul dan turun di lapangan demi menjaga kondusivitas wilayah dan menghindari COVID-19.
“Mungkin dorongan emosional yang sudah lama dipendam, sehingga pendukung saya beramai-ramai mengantarkan saya mendaftar sebagai calon kepala daerah di KPU dan tentu tidak dibiaya dari pasangan calon,” kata Bupati yang kembali mencalonkan diri ini.
Faida mengatakan pihaknya sudah melarang dan memberikan imbauan baik melalui radio, televisi, maupun media sosial, agar mengantarkan pasangan Faida-Vian dari rumahnya dan mengirimkan doa dari jauh.