Pemred indonews Asri Hadi sedang berdiskusi dengan Gubernur DKI Anies Baswedan
EDITOR.ID, Jakarta,- Ada pertanyaan menggelitik seorang wartawan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal isu Calon Presiden 2019. Pertanyaan tersebut agak sensitif dan menohok. Sang wartawan dengan gamblang bertanya: Apakah Pak Gubernur akan ikut maju sebagai Capres 2019 di bulan Agustus nanti jika ditawari koalisi parpol. Ini jawaban Anies…
Ceritanya berawal saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengundang pemimpin redaksi Media Massa di acara ramah tamah dan buka bersama di kantornya, Ruang Fatahillah, Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (5/5/2018). Di acara tersebut, Gubernur yang diusung Gerindra-PKS ini memaparkan berbagai hal terkait rencananya membangun kesejahteraan Ibukota Jakarta.
Anies Baswedan banyak memaparkan mulai dari soal membangun social community di kalangan kelas menengah warga Jakarta, DP 0 persen untuk menyediakan rumah hingga bagaimana mengatasi kemiskinan dan pengangguran di Jakarta. Semua yang dipaparkan Anies sangat visioner untuk membangun Jakarta, bukan hanya hari ini saja tapi satu tahun, dua tahun dan lima tahun ke depan.
Namun ketika masuk sesi tanya jawab dengan media, ada seorang wartawan dari Tribunnews.com menyodorkan pertanyaan menggelitik. Sang wartawan ini justru pesimis program itu terwujud jika tidak ada jaminan Anies akan tetap loyal sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Pasalnya nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masuk bursa salah satu sosok yang layak untuk maju sebagai Capres 2019. Konon sejumlah parpol pun dikabarkan sudah mendekati Anies. Meski hasil survei sejumlah lembaga menyebutkan nama Anies berada dalam jajaran capres maupun cawapres namun Anies konon merupakan sosok yang mewakili kaum muda milenial.
Fenomena inilah yang membuat sang wartawan tadi, mengkritisi “mimpi” dan program Anies membangun kota Jakarta. Sang wartawan pun mencoba berani mengajukan pertanyaan mengkonfirmasi soal ambisi pak Gubernur di bulan Agustus nanti.
Pertanyaan sang wartawan. Adakah niat dari Pak Anies Baswedan maju sebagai Capres pada bulan Agustus nanti. Pertanyaan ini sangat penting dan ditunggu-tunggu publik dan diwakili sang wartawan. Pasalnya jika nanti ditengah jalan atau bulan Agustus besok tiba-tiba Pak Gubernur DKI Jakarta berubah pikiran ikut maju sebagai calon Presiden. Lantas bagaimana nasib Kota Jakarta ke depan? Apakah program yang Anies paparkan lebih dari 2 jam panjang lebar masih akan berlanjut dan bisa terwujud? Ini pertanyaan mendasarnya.
Fenomena inilah yang menggelitik sang wartawan untuk bertanya kepada Anies, apakah komit mau melayani warga Jakarta atau punya ambisi untuk ikut juga dalam kontestasi Capres 2019. Jika memang mau komit membangun kota Jakarta untuk lima tahun ke depan maka rakyat pasti akan mendukung dan partisipatif.
Namun jika pak Anies mau maju sebagai Capres 2019, ceritanya sudah lain. Itulah pertanyaan menggelitik sang wartawan kepada Pak Gubernur DKI Jakarta yang belum satu tahun menjabat ini.
Lantas apa jawaban Pak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan? “Kita jalani saja,†kata Anies. Apa yang akan terjadi di depan lebih baik dijalani.
Itu jawaban pak Gubernur DKI Jakarta ketika ditanya apakah pada Agustus nanti ia bersedia menjadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) bila ada tawaran dari koalisi parpol.
“Saya sih sederhana sekali. Banyak hal yang ingin kita kerjakan, kerjakan saja. Bicara soal Jakarta, kita baru mulai saja, sudah ditanya. Jakarta akan selalu menjadi perhatian,†katanya.
Apa yang terjadi di masa depan, lanjut Anies, sering kali tidak ada dalam bayangan atau perkiraan. Seperti juga ketika dirinya sekarang menjabat gubernur DKI Jakarta.
“Kami tidak pernah berencana dan tidak membayangkan akan ngantor di tempat ini, kita jalani saja,†katanya sambil menekankan bahwa yang lebih penting adalah apa yang direncanakan terkait dengan pembangunan Jalarta bisa terlaksana.
Pemerhati masalah politik Asri Hadi menilai pernyataan Anies Baswedan menjawab pertanyaan wartawan apakah dirinya akan maju sebagai Capres 2019 mengindikasikan ada keinginan kuat dari mantan Menteri Pendidikan Nasional itu untuk “menduduki” kekuasaan yang lebih tinggi yakni Presiden RI 2019.
“Saya melihat pernyataan beliau sangat mengindikasikan bahwa beliau tetap ada ambisi dan keinginan untuk maju sebagai Capres, karena memang beliau tidak menolak secara tegas tawaran parpol dan hanya akan konsentrasi membangun Jakarta,” kata Dosen Sesko AL ini.
Menurut Asri Hadi, Anies tetap membuka peluang bagi dirinya untuk bertarung sebagai Calon Presiden dengan bahasa diplomasi “Kita jalani saja”. Pernyataan tersebut sudah cukup kuat untuk membaca kemana arah politik Anies. “Apakah sesuai janjinya akan tetap komitmen membangun Jakarta atau tiba-tiba ditengah jalan ia menyudahi kekuasaannya di Jakarta dan menatap ambisi sebagai pemimpin Indonesia, kita tunggu saja,” ujar Asri.(tim)