Ketika itu, Yuli datang ke tempat tersebut hendak mengisi token listrik.
Husen sempat menyerahkan kunci toko ke Yuli.
“Katanya sudah pamit sejak hari Jum’at. Husen mau naik travel, pulang ke Banjarnegara,” terangnya.
Kejadian ini, bu Is Margono mengaku tak mendengar suara gaduh maupun keributan di dalam tempat tersebut.
Bahkan tak pernah melihat adanya cekcok antara pemilik usaha dengan pekerjanya.
“Ternyata juga tidak ada yang dengar ribut-ribut padahal mereka biasanya melek sampai larut malam,” terangnya.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lumbantoruan saat diminta konfirmasi
Mayat korban dibawa ke kamar jenazah RSUP Kariadi Semarang, menuturkan, “Saat ini masih dalam penyelidikan masih kita dalami, kita menunggu hasil otopsi,” katanya.
Kondisi mayat korban mutilasi di cor semen
Dari hasil temuan polisi setelah melakukan olah TKP mengungkapkan mayat diduga adalah pemilik usaha air dan gas isi ulang bernama Irwan Hutagalung — yang di cor oleh pelaku dengan semen ternyata juga korban mutilasi.
Keterangan warga sekitar, depot air minum dan gas isi ulang AHS Arga Tirta milik usaha korban itu sudah tutup sejak Jumat 5 Mei lalu.
Selasa siang (9/5/2023) Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar melihat lokasi dan digelar berbagai barang bukti termasuk pakaian korban, tali rafia untuk mengikat kaki korban, bongkahan semen dan linggis.
Menurut Irwan Anwar, alat bukti Linggis diduga digunakan untuk memukul kepala korban.
Irwan Anwar mengungkapkan polisi yang melakukan evakuasi mendapati jasad yang sudah terpotong. Diduga kuat jasad mayat korban dimutilasi terlebih dahulu sebelum di cor dengan semen.
“Setelah digali, diduga korban ini sebelumnya sudah dimutilasi. Dipotong tangan kanan, tangan kiri, kemudian kepala terpisah. Ada empat bagian,” kata Irwan di kawasan Jalan Pahlawan Semarang, Senin (8/5/2023).
Hal tersebut berdasarkan temuan di TKP, ketika mengevakuasi mayat korban dalam kondisi tanpa kepala.
Pada saat penemuan mayat mutilasi ketika itu, karena banyaknya warga yang hendak menyaksikan maka pukul 14.30 WIB polisi memasang garis polisi, sementara warga masih terus berdatangan dan berkerumun ingin melihat dari dekat proses berlangsungnya evakuasi korban.
Kemudian datang mobil INAFIS — petugasnya langsung melakukan evakuasi di TKP di coran semen itu yang rupanya menjadi sumber bau tak sedap.
Nampak petugas INAFIS masuk lewat celah samping kanan bangunan dan petugas INAFIS yang lain masuk lewat pintu depan.
“Proses evakuasi dari petugas INAFIS butuh waktu hampir satu jam, karena gali cor,” ungkap warga.