Sedangkan Pesantrenpreneur, yakni OPOP menfasilitasi peningkatan tatakelola organisasi dan tatalaksana usaha yang baik bagi pesantren. Untuk Sosiopreneur, yaitu OPOP mendorong Pesantren dan santri membuat bisnis yang tidak hanya mementingkan keuntungan, namun juga berdampak untuk lingkungan sekitar.
?Kami berharap alumni pesantren jangan sampai menambah angka pengangguran di Jatim karena hanya fokus di kegiatan keagamanan, tetapi juga didorong untuk membuat usaha sehingga dapat mandiri dan bermanfaat untuk lingkungan sekitar,? tutur Ghofirin.
Menurutnya, program OPOP memberikan warna baru dalam dunia Pesantren. Ia berharap kegiatan yang positif bagi pesantren dan santri ini dapat memotivasi pesantren yang belum bergabung Program OPOP. Selanjutnya bisa membuat produk yang dapat menembus pasar dan dapat mencukupi kebutuhan perekonomian santri dan pesantren. (Tim)