Jakarta, EDITOR.ID,- Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono akhirnya memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Andhi dipanggil KPK untuk dimintai klarifikasi darimana saja sumber asal harta kekayaannya yang fantastis Rp13,7 Miliar.
Usai diperiksa KPK Andhi Pramono sempat memamerkan cincin biru mewahnya. Hal ini mengundang penasaran wartawan mengejar dan menanyakan soal cincin mewah tersebut.
Kemudian Andhi menjelaskan asal cincin biru mewahnya. Andhi mengklaim cincin tersebut adalah pemberian kiainya.
“Ini cincin dari kiai saya,” kata Andhi sambil menunjukkan cincinnya di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (14/3/2023).
Harta Andhi diketahui tengah disorot oleh publik luas, salah satunya yakni kepemilikan jam Rolex berwarna biru bertahta berlian.
Andhi Pramono mengklaim, selalu sampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) secara lengkap dan tepat waktu.
Dalam agenda klarifikasi harta oleh KPK kali ini, Andhi Pramono menyampaikan dirinya telah memberikan keterangan secara lengkap. Dirinya juga telah bersikap profesional dan kooperatif ketika agenda klarifikasi.
“Sudah semua saya sampaikan, untuk hasilnya nanti lebih lengkap bisa ditanyakan ke KPK,” ujar Andhi Pramono.
Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono menjadi sorotan setelah aset kekayaannya dianggap tidak sesuai dengan profil.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) kemudian mengungkap Andhi mempunyai transaksi mencurigakan yang saling salip-menyalip besarnya dengan mantan pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo.
Berdasarkan hasil analisis, PPATK menemukan ada kejanggalan dari harta kekayaan yang dimiliki Kepala Bea Cukai Makassar, Andhi Pramono. Temuan transaksi mencurigakan terkait Andhi Pramono telah diserahkan kepada KPK sejak awal 2022.
“Ya kami sudah kirim HA (hasil analisis) ke KPK sejak awal 2022 atas nama yang bersangkutan, karena ada indikasi itu makanya kami serahkan,” ujar Kepala PPATK Ivan Yustiavandana saat dimintai konfirmasi, Kamis (9/3/2023).
Ivan kemudian mengungkap bentuk transaksi aneh yang diduga berkaitan dengan Andhi Pramono. Kepala Bea Cukai Makassar itu diduga menerima setoran dari perusahaan dengan jumlah besar dari riwayat transaksi yang ditemukan PPATK.
“Banyak setoran tunai dari perusahaan-perusahaan,” katanya.
Ivan tidak menjelaskan secara detail terkait nilai transaksi yang melibatkan Andhi Pramono. Namun, ketika ditanya soal lebih besar mana transaksi Andhi Pramono dibanding Rafael Alun, Ivan menganalogikan seperti bus antar-kota antar-provinsi atau AKAP.