Dilema Marhaenis Dalam Dunia Pertanian

Efek dari persoalan hasil pasca panen yang tidak menguntungkan petani berimbas kepada semakin berkurangnya jumlah petani di Indonesia.

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi, 42 tahun mendatang Indonesia tak lagi mempunyai petani bila tren tersebut terus berlanjut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah petani per 2019 mencapai 33,4 juta orang. Adapun dari jumlah tersebut, petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya 8 persen atau setara dengan 2,7 juta orang.

Orang-orang muda di Indonesia tidak lagi melihat bahwa dunia pertanian bukanlah sektor yang menarik dalam mencapai kesejahteraan. Apalagi jika dilihat menurut tingkat pendidikan, ternyata dari seluruh tenaga kerja di sektor pertanian tersebut sebanyak 81,32% nya berpendidikan setara SD ke bawah.

Rendahnya skill terdidik petani membuat petani lebih pragmatis dalam memandang dunia pertanian. Jika tidak menguntungkan maka di alihkan saja kebentuk yang lain.

Ironisnya, jumlah sarjana pertanian di Indonesia yang dicetak 34 ribu orang setiap tahunnya. Tapi Banyak Sarjana Pertanian tidak mau bertani akibat kebijakan Pemerintah tidak menguntungkan dunia pertanian itu sendiri.

Nah Kader GMNI yang sudah alumni kampus itu khususnya dari Sarjana Pertanian harus mampu menjawab persoalan dan dilema dunia pertanian Indonesia. Alumni GMNI harus mampu mengisi ruang-ruang kosong kebijakan pertanian yang tidak mendapatkan perhatian pemerintah atau menjadi tameng perjuangan untuk mewujudkan pertanian Indonesia yang berdaulat.

Advokasi Kebijakan dan Ekonomi dalam dunia pertanian sangat diperlukan sekali. Misalnya bagaimana petani dapat berdaulat terhadap bibit dan pasar sedangkan kebijakan secara politiknya sangat di perlukan dalam hal ekspor impor produk pertanian.

Inovasi dan Pembangunan Mental

Rendahnya skill terdidik dalam dunia pertanian Indonesia membuat pertanian Indonesia tidak menarik. Pengunaan teknologi dalam pertanian cenderung berbiaya mahal dan tidak efisien secara biaya.

Tidak menariknya dunia pertanian bagi sarjana pertanian mengakibatkan transfer pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertanian itu sendiri.

Upaya-upaya GMNI khususnya alumni GMNI harus mampu menghadirkan Sarjana atau kaum intelektual dalam bidang pertanian itu sendiri. Alumni GMNI kedepan nya harus mampu mendistribusikan kader-kadernya untuk hidup dan berusaha bersama petani.

Memajukan Pertanian dan Petani Indonesia berarti menjaga Indonesia itu sendiri tetap kokoh berdiri sepanjang masa.

Kiprah Alumni GMNI sangat di harapkan dan diperlukan dalam mensejahterakan petani itu sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: