Jakarta, EDITOR.ID,- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, kini sedang mencuri perhatian publik tanah air. Ada dua hal yang membuat salah satu Calon Ketua Umum Partai Golkar itu menjadi sorotan publik. Pertama kasus mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar. Beredar rumors bahwa Bahlil diisukan adalah sosok yang berada dibalik langkah politik Airlangga.
Yang kedua, Bahlil juga tersandung kabar tidak sedap soal masalah artikel jurnal yang dimuat di jurnal internasional terindeks Scopus. Kabar yang beredar jurnal tersebut diduga jurnal abal-abal.
Bahlil Lahadalia sendiri sudah menjelaskan bahwa dia tidak mengetahui kalau jurnal itu sudah diskontinyu.
Dr. Sidratahta dosen dan juga menjadi asisten Bahlil menjelaskan bahwa pada saat artikel itu di submit jurnal itu masih hidup. Bahlil dan tim asistensi nya mensubmit artikel itu akhir 2023.
“Sementara status jurnal itu sudah diskontinyu sejak 2022. Diduga jurnal tersebut sejak 2022 Sudah di kloning oleh mafia jurnal asal India,” ujar Dr. Sidratahta, salah satu dosen yang menjadi asisten Bahlil kepada EDITOR.ID.
Sidratahta memastikan bahwa Bahlil tidak bersalah dan justru dia menjadi korban.
Kasus artikel jurnal Bahlil ini dibesar-besarkan oleh Media Tempo belum lama ini dan telah menghebohkan kampus Universitas Indonesia.
Tidak tanggung tanggung, tiga dekan terseret namanya dalam kasus ini. Dekan SKSG Dr. Athor Subroto, Dekan FEB Dr. Teguh, dan Dekan FIA Dr. Chandra Wijaya.
Dr. Sidratahta dosen dan juga pengamat politik mengatakan bahwa Bahlil telah memastikan akan mengganti jurnal jurnal abal-abal itu. Karena dia tau bahwa harga dirinya lebih mahal dari itu.
“Hanya saja bisa jadi ini merupakan serangan pihak lawan terkait isu yang menimpa Golkar belum lama ini,” kata Dr Sidra. (tim)
Sebelumnya Bahlil Lahadalia diisukan mempublikasikan artikel di dua jurnal abal-abal. Artikel tersebut diduga bakal dijadikan poin atau kredit oleh Bahlil untuk memenuhi syarat program doktor atau Strata Tiga (S3) di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia.
Mengutip dari pemberitaan Tempo.co, kedua tulisan ilmiah Bahlil itu berjudul “Nickel Down Streaming in Indonesia: Policy Implementation and Economic, Social, and Environmental Impacts” serta “Into Sustainable and Equitable Nickel Downstreaming in Indonesia: What Policy Reforms are Needed?”.
Artikel pertama diterbitkan di Kurdish Studies –jurnal yang konsen menerbitkan tulisan tentang suku Kurdi di kawasan Timur Tengah. Selanjutnya artikel kedua terbit di Migration Letter –jurnal yang konsen menerbitkan tulisan tentang perpindahan penduduk.